Selasa, 20 Desember 2011

Tangisan Baginda Rasulullah Muhammad SAW Menggetarkan Arasy


"Dikisahkan, bahawasanya di waktu Rasulullah S.A.W. sedang asik bertawaf di Ka'bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: "Ya Karim! Ya Karim!"

Rasulullah S.A.W. menirunya membaca "Ya Karim!
Ya Karim!" Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka'bah, dan berzikir
lagi: "Ya Karim! Ya Karim!" Rasulullah S.A.W. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya "Ya Karim! Ya Karim!" Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu lalu berkata:

"Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, kerana aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah."

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah S.A.W. tersenyum, lalu bertanya: "Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?" "Belum," jawab orang itu. "Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?"
"Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya,sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya," kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah S.A.W. pun berkata kepadanya: "Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!" Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
"Tuan ini Nabi Muhammad?!" "Ya" jawab Nabi S.A.W. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah S.A.W. Melihat hal itu, Rasulullah S.A.W. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:

"Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan serupa itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya."

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: "Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: "Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya dihari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar!" Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:
"Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!" kata orang Arab badwi itu. "Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?" Rasulullah bertanya kepadanya. 'Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,' jawab orang itu. 'Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan
memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!'

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah S.A.W. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: "Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya kerana tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahawa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!" Betapa sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita tersebut. la lalu menangis kerana tidak berdaya menahan keharuan dirinya. "

Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Selasa, 13 Desember 2011

15 PETUNJUK MENGUATKAN IMAN


Takseorangpun bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam keimanansehingga meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Untuk itu kita perlumerawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan keimanan kita. Tulisanini insya'allah membantu kita dalam usaha mulia itu.

Tsabat (kekuatan keteguhan iman) adalah tuntutan asasi setiapmuslim. Karena itu tema ini penting dibahas. Ada beberapa alasanmengapa tema ini begitu sangat perlu mendapat perhatian serius.

Pertama, pada zaman ini kaum muslimin hidup di tengahberbagai macam fitnah, syahwat dan syubhat dan hal-hal itu sangatberpotensi menggerogoti iman. Maka kekuatan iman merupakan kebutuhanmuthlak, bahkan lebih dibutuhkan dibanding pada masa generasi sahabat,karena kerusakan manusia di segala bidang telah menjadi fenomena umum.
Sumber.

Kedua, banyak terjadi pemurtadan dan konversi(perpindahan) agama. Jika pada awal kemerdekaan jumlah umat Islam diIndonesia mencapai 90 % maka saat ini jumlah itu telah berkurang hampir5%. Ini tentu menimbulkan kekhawatiran mendalam. Untuk menga-tasinyadiperlukan jalan keluar, sehingga setiap muslim tetap memiliki kekuataniman.

Ketiga, pembahasan masalah tsabat berkait erat dengan masalah hati. Padahal Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Dinamakanhati karena ia (selalu) berbolak-balik. Perumpamaan hati itu bagaikanbulu yang ada di pucuk pohon yang diombang-ambingkan oleh angin." (HR. Ahmad, Shahihul Jami' no. 2361)

Maka, mengukuhkan hati yang senantiasa berbolak-balik itu dibutuhkan usaha keras, agar hati tetap teguh dalam keimanan.Dan sungguh Allah Maha Rahman dan Rahim kepada hambaNya. Melalui AlQur'an dan Sunnah RasulNya Ia memberikan petunjuk bagaimana caramencapai tsabat. Berikut ini penjelasan 15 petunjuk berdasarkan AlQur'an dan Sunnah untuk memelihara kekuatan dan keteguhan iman kita.

Akrab dengan Al Qur'an

Al Qur'an merupakan petunjuk utama mencapai tsabat. Al Qur'anadalah tali penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya.Siapa akrab dan berpegang teguh dengan Al Qur'an niscaya Allahmemeliharanya; siapa mengikuti Al Qur'an, niscaya Allahmenyelamatkannya; dan siapa yang mendakwahkan Al Qur'an, niscaya Allahmenunjukinya ke jalan yang lurus.

Dalam hal ini Allah berfirman: "Orang-orangkafir berkata, mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaliturun saja? Demikianlah supaya Kami teguhkan hatimu dengannya dan Kamimembacakannya secara tartil (teratur dan benar)." (Al Furqan: 32-33)

Beberapa alasan mengapa Al Qur'an dijadikan sebagai sumber utamamencapai tsabat adalah: Pertama, Al Qur'an menanamkan keimanan danmensucikan jiwa seseorang, karena melalui Al Qur'an, hubungan kepadaAllah menjadi sangat dekat. Kedua, ayat-ayat Al Qur'an diturunkansebagai penentram hati, menjadi penyejuk dan penyelamat hati orangberiman sekaligus benteng dari hempasan berbagai badai fitnah. Ketiga,Al Qur'an menunjukkan konsepsi serta nilai-nilai yang dijaminkebenarannya. Karena itu, seorang mukmin akan menjadikan Al Qur'ansebagai ukuran kebenaran. Keempat, Al Qur'an menjawab berbagai tuduhanorang-orang kafir, munafik dan musuh Islam lainnya. Seperti ketikaorang-orang musyrik berkata, Muhammad ditinggalkan Rabbnya, makaturunlah ayat: "Rabbmu tidaklah meninggalkan kamu dan tidak (pula) benci kepadamu."(Adl Dluha: 3) (Syarh Nawawi,12/156) Orang yang akrab dengan Al Qur'anakan menyandarkan semua perihalnya kepada Al Qur'an dan tidak kepadaperkataan manusia. Maka, betapa agung sekiranya penuntut ilmu dalamsegala disiplinnya menjadikan Al Qur'an berikut tafsirnya sebagai obyekutama kegiatannya menuntut ilmu.

Iltizam (komitmen) terhadap syari'at Allah

Allah berfirman: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang berimandengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akherat.Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim. Dan Allah berbuat apasaja yang Ia kehendaki." (Ibrahim: 27)
Di ayat lain Allah menjelaskan jalan mencapai tsabat yang dimaksud."Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikankepada mereka, tentulah hal demikian itu lebih baik bagi mereka danlebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran)." (An Nisa': 66)

Karena itu, menjelaskan surat Ibrahim di atas Qatadahberkata:-"Adapun dalam kehidupan di dunia, Allah meneguhkan orang-orangberiman dengan kebaikan dan amal shalih sedang yang dimaksud dengankehidupan akherat adalah alam kubur." (Ibnu Katsir: IV/421)

Maka jelas sekali, sangat mustahil orang-orang yang malas berbuatkebaikan dan amal shaleh diharapkan memiliki keteguhan iman. Karenaitu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa melakukan amal shalehsecara kontinyu, sekalipun amalan itu sedikit, demikian pula halnyadengan para sahabat. Komitmen untuk senantiasa menjalankan syariatIslam akan membentuk kepribadian yang tangguh, dan iman pun menjaditeguh.

Mempelajari Kisah Para Nabi

Mempelajari kisah dan sejarah itu penting. Apatah lagi sejarah paraNabi. Ia bahkan bisa menguatkan iman seseorang. Secara khusus Allahmenyinggung masalah ini dalam firman-Nya: "Dan Kami ceritakan kepadamukisah-kisah para rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalamsurat ini telah datang kepadamu kebenaran , pengajaran dan peringatanbagi orang-orang yang beriman." (Hud: 120)
Sebagai contoh, marilah kita renungkan kisah Ibrahim Alaihis Salamyang diberitakan dalam Al Qur'an: "Mereka berkata, bakarlah dia danbantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kamiberfirman, hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagiIbrahim. Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim maka Kami jadikanmereka itu orang-orang yang paling merugi." (Al Anbiya': 68-70)

Bukankah hati kita akan bergetar saat merenungi kronologipembakaran nabi Ibrahim sehingga ia selamat atas izin Allah? Danbukankah dengan demikian akan membuahkan keteguh-an iman kita? Lalu,kisah nabi Musa Alaihis Salam yang tegar menghadapi kezhaliman Fir'aundemi menegakkan agama Allah. Bukankah kisah itu mengingatkan kekerdilanjiwa kita dibanding dengan nabi Musa?
Tak sedikit umat Islam sudah merasa tak punya jalan karena kondisiekonomi yang kurang menguntungkan misalnya, sehingga mau saja saatdiajak kolusi dan berbagai praktek syubhat lain oleh koleganya. Lalumereka mencari-cari alasan mengabsahkan tindakannya yang keliru. Danbukankah karena takut gertakan penguasa yang tiranik lalu banyak diantara umat Islam (termasuk ulamanya) yang menjadi tuli, buta dan bisusehingga tidak melakukan amar ma'ruf nahi mungkar? Bahkan sebaliknyamalah bergabung dan bersekongkol serta melegitimasi status quo(menganggap yang ada sudah baik dan tak perlu diubah).

Bukankah dengan mempelajari kisah-kisah Nabi yang penuh denganperjuangan menegakkan dan meneguhkan iman itu kita menjadi malu kepadadiri sendiri dan kepada Allah? Kita mengharap Surga tetapi banyak haldari perilaku kita yang menjauhinya. Mudah-mudahan Allah menunjuki kitake jalan yang diridhaiNya.

Berdo'a

Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah merekamemohon kepada Allah agar diberi keteguhan iman, seperti do'a yangtertulis dalam firmanNya: "Ya Rabb, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami." (Ali Imran: 8)
"Ya Rabb kami, berilah kesabaran atas diri kami dan teguhkanlah pendirian kami serta tolonglah kami dari orang-orang kafir." (Al Baqarah: 250)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnyaseluruh hati Bani Adam terdapat di antara dua jari dari jemari ArRahman (Allah), bagaikan satu hati yang dapat Dia palingkan ke manasaja Dia kehendaki." (HR. Muslim dan Ahmad)
Agar hati tetap teguh maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambanyak memanjatkan do'a berikut ini terutama pada waktu duduk takhiyatakhir dalam shalat."Wahai (Allah) yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada din-Mu." (HR. Turmudzi)
Banyak lagi do'a-do'a lain tuntunan Nabi Shallallahu Alaihi waSallam agar kita mendapat keteguhan iman. Mudah-mudahan kita senantiasatergerak hati untuk berdo'a utamanya agar iman kita diteguhkan saatmenghadapi berbagai ujian kehidupan.

Dzikir kepada Allah

Dzikir kepada Allah merupakan amalan yang paling ampuh untukmencapai tsabat. Karena pentingnya amalan dzikir maka Allah memadukanantara dzikir dan jihad, sebagaimana tersebut dalam firmanNya: "Haiorang-orang yang beriman, bila kamu memerangi pasukan (musuh) makaberteguh-hatilah kamu dan dzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya." (Al Anfal: 45)
Dalam ayat tersebut, Allah menjadikan dzikrullah sebagai amalan yang amat baik untuk mencapai tsabat dalam jihad.Ingatlah Yusuf Alaihis Salam ! Dengan apa ia memohon bantuan untukmencapai tsabat ketika menghadapi fitnah rayuan seorang wanita cantikdan berkedudukan tinggi? Bukankah dia berlindung dengan kalimatma'adzallah (aku berlindung kepada Allah), lantas gejolak syahwatnyareda?
Demikianlah pengaruh dzikrullah dalam memberikan keteguhan iman kepada orang-orang yang beriman.(Bersambung...)

Menempuh Jalan Lurus

Allah berfirman: "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalahjalanKu yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan mengikuti jalan-jalan(lain) sehingga menceraiberaikan kamu dari jalanNya." (Al An'am: 153)
Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mensinyalir bahwaumatnya bakal terpecah-belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk Nerakakecuali hanya satu golongan yang selamat (HR. Ahmad, hasan)

Dari sini kita mengetahui, tidak setiap orang yang mengaku muslimmesti berada di jalan yang benar. Rentang waktu 14 abad dari datangnyaIslam cukup banyak membuat terkotak-kotaknya pemahaman keagamaan. Lalu,jalan manakah yang selamat dan benar itu? Dan, pemahaman siapakah yangmesti kita ikuti dalam praktek keberaga-maan kita? Berdasarkan banyakketerangan ayat dan hadits , jalan yang benar dan selamat itu adalahjalan Allah dan RasulNya. Sedangkan pemahaman agama yang autentikkebenarannya adalah pemahaman berdasarkan keterangan Rasul ShallallahuAlaihi wa Sallam kepada para sahabatnya. (HR. Turmudzi, hasan).

Itulah yang mesti kita ikuti, tidak penafsiran-penafsiran agamaberdasarkan akal manusia yang tingkat kedalaman dan kecerdasannyamajemuk dan terbatas. Tradisi pemahaman itu selanjutnya dirawat olehpara tabi'in dan para imam shalihin. Paham keagamaan inilah yang dalamterminologi (istilah) Islam selanjutnya dikenal dengan paham AhlusSunnah wal Jamaah . Atau sebagian menyebutnya dengan pemahaman parasalafus shalih.

Orang yang telah mengikuti paham Ahlus Sunnah wal Jamaah akan tegardalam menghadapi berbagai keanekaragaman paham, sebab mereka telahyakin akan kebenaran yang diikutinya. Berbeda dengan orang yang beradadi luar Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka akan senantiasa bingung danragu. Berpindah dari suatu lingkungan sesat ke lingkungan bid'ah, darifilsafat ke ilmu kalam, dari mu'tazilah ke ahli tahrif, dari ahlita'wil ke murji'ah, dari thariqat yang satu ke thariqat yang lain danseterusnya. Di sinilah pentingnya kita berpegang teguh dengan manhaj(jalan) yang benar sehingga iman kita akan tetap kuat dalam situasiapapun.

Menjalani Tarbiyah

Tarbiyah (pendidikan) yang semestinya dilalui oleh setiap muslim cukup banyak. Paling tidak ada empat macam :
  • Tarbiyah Imaniyah
yaitu pendidikan untuk menghidupkan hati agar memiliki rasa khauf(takut), raja' (pengharapan) dan mahabbah (kecintaan) kepada Allahserta untuk menghilangkan kekeringan hati yang disebabkan oleh jauhnyadari Al Qur'an dan Sunnah.
  • Tarbiyah Ilmiyah
yaitu pendidikan keilmuan berdasarkan dalil yang benar dan menghindari taqlid buta yang tercela.
  • Tarbiyah Wa'iyah
yaitu pendidikan untuk mempelajari siasat orang-orang jahat,langkah dan strategi musuh Islam serta fakta dari berbagai peristiwayang terjadi berdasarkan ilmu dan pemahaman yang benar.
  • Tarbiyah Mutadarrijah
yaitu pendidikan bertahap, yang membimbing seorang muslim setingkatdemi setingkat menuju kesempurnaannya, dengan program dan perencanaanyang matang. Bukan tarbiyah yang dilakukan dengan terburu-buru dan asaljalan.
Itulah beberapa tarbiyah yangdiberikan Rasul kepada para sahabatnya. Berbagai tarbiyah itumenjadikan para sahabat memiliki iman baja, bahkan membentuk merekamenjadi generasi terbaik sepanjang masa.

Meyakini Jalan yang Ditempuh

Tak dipungkiri bahwa seorang muslim yang bertambah keyakinannyaterhadap jalan yang ditempuh yaitu Ahlus Sunnah wal Jamaah makabertambah pula tsabat (keteguhan iman) nya. Adapun di antara usaha yangdapat kita lakukan untuk mencapai keyakinan kokoh terhadap jalan hidupyang kita tempuh adalah:

Pertama, kita harus yakin bahwa jalan lurus yang kitatempuh itu adalah jalan para nabi, shiddiqien, ulama, syuhada danorang-orang shalih.
Kedua, kita harus merasa sebagai orang-orang terpilih karena kebenaran yang kita pegang, sebagai-mana firman Allah: "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambaNya yang Ia pilih." (QS. 27: 59)
Bagaimana perasaan kita seandainya Allah menciptakan kita sebagaibenda mati, binatang, orang kafir, penyeru bid'ah, orang fasik, orangIslam yang tidak mau berdakwah atau da'i yang sesat? Mudah-mudahan kitaberada dalam keyakinan yang benar yakni sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaahyang sesungguhnya.

Berdakwah

Jika tidak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak. Untukmenggerakkan jiwa maka perlu dicarikan medan yang tepat. Di antaramedan pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwahmerupakan tugas para rasul untuk membebaskan manusia dari adzab Allah.

Maka tidak benar jika dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan.Jiwa manusia, bila tidak disibukkan oleh ketaatan maka dapat dipastikanakan disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa bertambah danberkurang.Jika seorang da'i menghadapi berbagai tantangan dari ahlul bathildalam perjalanan dakwahnya, tetapi ia tetap terus berdakwah maka Allahakan semakin menambah dan mengokohkan keimanannya.

Dekat dengan Ulama

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Di antara manusia ada orang-orang yang menjadi kunci kebaikan dan penutup kejahatan." (HR. Ibnu Majah, no. 237, hasan)

Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan imanseseorang. Tercatat dalam sejarah bahwa berbagai fitnah telah terjadidan menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum musliminmelalui ulama. Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al MadiniRahimahullah: "Di hari riddah (pemurtadan) Allah telah memuliakan dinini dengan Abu Bakar dan di hari mihnah (ujian) dengan Imam Ahmad."Bila mengalami kegundahan dan problem yang dahsyat Ibnul Qayyimmendatangi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah untuk mendengarkan berbagainasehatnya. Sertamerta kegundahannya pun hilang berganti dengankelapangan dan keteguhan iman ( Al Wabilush Shaib, hal. 97).

Meyakini Pertolongan Allah

Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan memintapertolongan Allah, tetapi pertolongan yang ditunggu-tunggu itu tidakkunjung datang, bahkan yang dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalamkeadaan seperti ini manusia banyak membutuh-kan tsabat agar tidakberputus asa. Allah berfirman: Dan berapa banyak nabi yangberperang yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa,mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalanAllah, tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allahmenyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do'a mereka selain ucapan,Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yangberlebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian kami dan tolonglahkami terhadap orang-orang kafir. Karena itu Allah memberikan kepadamereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akherat. " (Ali Imran: 146-148)

Mengetahui Hakekat Kebatilan

Allah berfirman: "Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak dalam negeri ." (Ali Imran: 196)

"Dan demikianlah Kami terang-kan ayat-ayat Al Qur'an (supayajelas jalan orang-orang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalanorang-orang yang berbuat jahat (musuh-musuh Islam)." (Al An'am: 55)

"Dan Katakanlah, yang benar telah datang dan yang batil telah sirna, sesungguhnya yang batil itu pastilah lenyap." (Al Isra': 81)

Berbagai keterangan ayat di atas sungguh menentramkan hati setiaporang beriman. Mengetahui bahwa kebatilan akan sirna dan kebenaran akanmenang akan mengukuhkan seseorang untuk tetap teguh berada dalamkeimanannya.

Memiliki Akhlak Pendukung Tsabat

Akhlak pendukung tsabat yang utama adalah sabar. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam:"Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabar-an." (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Tanpa kesabaran iman yang kita miliki akan mudahterombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabartermasuk senjata utama mencapai tsabat.

Nasehat Orang Shalih

Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi keteguhaniman. Karena itu, dalam segala tindakan yang akan kita lakukanhendaklah kita sering-sering meminta nasehat mereka. Kita perlu memintanasehat orang-orang shalih saat mengalami berbagai ujian, saat diberijabatan, saat mendapat rezki yang banyak dan lain-lain.

Bahkan seorang sekaliber Imam Ahmad pun, beliau masih perlumendapat nasehat saat menghadapi ujian berat oleh intimidasi penguasayang tiranik. Bagaimana pula halnya dengan kita?

Merenungi Nikmatnya Surga

Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan, kegembiraan dan suka-cita. Ke sanalah tujuan pengembaraan kaum muslimin.Orang yang meyakini adanya pahala dan Surga niscaya akan mudahmenghadapi berbagai kesulitan. Mudah pula baginya untuk tetap tsabatdalam keteguhan dan kekuatan imannya.

Dalam meneguhkan iman para sahabat, Rasulullah Shallallahu Alaihiwa Sallam sering mengingatkan mereka dengan kenikmatan Surga. Ketikamelewati Yasir, istri dan anaknya Ammar yang sedang disiksa oleh kaummusyrikin beliau mengatakan: "Bersabarlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian nanti adalah Surga". (HR. Al Hakim/III/383, hasan shahih)
Mudah-mudahan kita bisa merawat dan terus-menerus meneguhkankeimanan kita sehingga Allah menjadikan kita khusnul khatimah. Amin.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Perihal DAJJAL

Dari Rib'iy bin Hirasy, katanya: "Saya berangkat dengan Abu Mas'ud al-Anshari ke tempat Hudzaifah al-Yaman radhiallahu 'anhum, lalu Abu Mas'ud berkata kepadanya: "Beritahukanlah kepadaku apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah s.a.w. perihal Dajjal." Hudzaifah lalu berkata:
"Nabi s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya Dajjal itu keluar dan sesungguhnya beserta Dajjal itu ada air dan api. Adapun yang dilihat oleh para manusia sebagai air, maka sebenarnya itu adalah api yang membakar, sedang apa yang dilihat oleh para manusia sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang menemui Dajjal di antara engkau semua, hendaklah masuk dalam benda yang dilihatnya sebagai api, karena sesungguhnya ini adalah air tawar dan nyaman sekali." Setelah itu Abu Mas'ud berkata: "Sayapun benar-benar pernah mendengar yang seperti itu." (Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dajjal itu akan keluar kepada ummatku kemudian menetap sealam empat puluh lamanya; tetapi saya tidak mengerti apakah itu empat puluh hari atau empat puluh bulan atau empatpuluh tahun. Kemudian Allah mengutus Isa putera Maryam a.s. lalu ia mencari Dajjal kemudian merusakkannya - yakni membunuhnya. Kemudian para manusia itu menetap selama tujuh tahun di saat itu tidak ada permusuhan samasekali antara dua orang manusiapun. Selanjutnya Allah 'Azzawajalla mengutus angin yang dingin dari arah Syam (Palestina). Maka tidak ada seorangpun yang menetap di atas permukaan bumi yang dalam hati orang itu ada timbangan seberat semut kecil dari kebaikan atau keimanan, melainkan pasti akan dicabut nyawanya sehingga andaikata salah seorang dari engkau semua ada yang masuk di dalam perut gunung, juga pasti akan dimasuki oleh angin tadi, sampai dapat tercabut nyawanya. Akhirnya yang ketinggalan adalah manusia-manusia yang buruk kelakuannya yang suka cepat-cepat melakukan keburukan dan kezaliman sampai dapat diumpamakan sebagai keringanan burung yang sedang terbang atau anganangan binatang buas yang hendak memangsa. Orang-orang tersebut tidak mengerti apa-apa yang baik dan tidak mengingkari apa-apa yang buruk - yakni kemungkaran dibiarkan belaka. Seterusnya lalu muncullah syaitan yang menjelma sebagai manusia lalu berkata: "Alangkah baiknya kalau engkau semua suka mengikuti perintahku?" Orang-orang sama berkata: "Apakah yang engkau perintahkan kepada kita?" Kemudian syaitan tersebut mengajak mereka menyembah berhala-berhala. Keadaan para manusia di saat itu adalah sangat luas rezekinya, senang hidupnya. Selanjutnya ditiupkanlah dalam sangkakala, maka tiada seorangpun yang mendengarnya melainkan ia menurunkan lehernya yang sebelah dan mengangkat yang sebelah lainnya. Pertamatama orang yang mendengarnya itu ialah seseorang yang sedang memperbaiki pelur kolam untanya, lalu ia tidak sadarkan diri dan semua manusia di sekitarnyapun tidak sadarkan diri - terus mati. Kemudian Allah mengirimkan atau sabdanya: Menurunkan hujan bagaikan rintik-rintik atau bagaikan bayangan, lalu dari air itu tumbuhlah seluruh tubuh para manusia, terus ditiupkanlah pula sekali lagi sangkakala tersebut tiba-tiba orang-orang itu sama berdiri bangun sambil memperhatikan keadaan di waktu itu, kemudian ada yang mengucapkan: "Hai sekalian manusia, marilah sama mendekat di hadapan Tuhanmu semua," dan kepada semua malaikat diperintahkan: "Hentikan dulu orang-orang itu, sebab sesungguhnya mereka akan ditanya lebih dulu." Kemudian dikatakan pula: "Keluarkan olehmu semua orang-orang itu perlu dikirim ke neraka." Selanjutnya ditanyakan: "Dari berapa?" Lalu dijawab: "Dari setiaptiap seribu sebanyak sembilanratussembilanpuluh sembilan orang." Sabdanya: "Itulah hari yang dapat membuat anak-anak kecil menjadi beruban dan itulah hari dibukanya betis manusia, karena amat kebingungan sekali." (Riwayat Muslim)
(Alliitu ialah batang leher, artinya ialah merendahkan lehernya yang sebelah dan mengangkat sebelah yang lainnya.)

Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada suatu negeripun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorong-pun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemu-dian Dajjal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir - di luar Madinah - lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan akan setiap orang kafir dan munafik." (Riwayat Muslim)

Dari Anas r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Yang mengikuti Dajjal dari golongan kaum Yahudi Ashbihan itu ada sebanyak tujuhpuluh ribu orang. Mereka itu mengenakan pakaian kependetaan." (Riwayat Muslim)

Dari Ummu Syarik radhiallahu 'anha bahwasanya ia men-dengar Nabi s.a.w. bersabda: "Niscayalah sekalian manusia itu sama melarikan diri dari gangguan Dajjal yaitu ke gunung-gunung." (Riwayat Muslim)

Dari Imran bin Hushain radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada suatu peris-tiwapun antara jarak waktu semenjak Allah menciptakan Adam sampai datangnya hari kiamat nanti, yang lebih besar daripada perkara Dajjal." (Riwayat Muslim)

Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya:"Dajjal keluar lalu ada seseorang dari golongan kaum mu'minin, ia ditemui oleh beberapa orang penyelidik yakni para penyelidik dari Dajjal. Mereka berkata kepada orang itu: "Ke mana engkau bersengaja pergi?" la menjawab: "Saya sengaja akan pergi ke tempat orang yang keluar - yakni yang baru muncul dan yang dimaksudkan ialah Dajjal." Mereka berkata: "Adakah engkau tidak beriman dengan Tuhan kita." la menjawab: "Tuhan kita tidak samar-samar lagi sifat-sifat keagungannya - sedangkan Dajjal itu tampaknya saja menunjukkan kedustaannya." Orang-orang itu sama berkata: "Bunuhlah ia." Sebagian orang berkata kepada yang lainnya: "Bukankah engkau semua telah dilarang oleh Tuhanmu kalau membunuh seseorang tanpa memperoleh persetujuannya." Merekapun pergilah dengan membawa orang itu ke Dajjal. Setelah Dajjal dilihat oleh orang mu'min itu, lalu orang mu'min tadi berkata: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya inilah Dajjal yang disebut-sebutkan oleh Rasulullah s.a.w. Dajjal memerintah pengikut-pengikutnya menangkap orang mu'min itu lalu ia ditelentangkan pada perutnya. Dajjal berkata: "Ambillah ia lalu lukailah - kepala dan mukanya." Seterusnya ia diberi pukulan bertubi-tubi pada punggung serta perutnya. Dajjal berkata: "Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku?" Orang mu'min itu berkata: "Engkau adalah al-Masih maha pendusta." la diperintah menghadap kemu-dian digergajilah ia dengan gergaji dari pertengahan tubuhnya, yaitu antara kedua kakinya - maksudnya dibelah dua. Dajjal lalu berjalan antara dua potongan tubuh itu, kemudian berkata: "Ber-dirilah." Orang mu'min tadi terus berdiri lurus-lurus, kemudian Dajjal berkata padanya. "Adakah engkau tidak suka beriman ke-padaku." la berkata: "Saya tidak bertambah melainkan kewas-padaan dalam menilai siapa sebenarnya engkau itu." Selanjutnya orang mu'min itu berkata: "Hai sekalian manusia, janganlah ia sampai dapat berbuat sedemikian tadi kepada seseorangpun dari para manusia, setelah saya sendiri mengalaminya." la diambil lagi oleh Dajjal untuk disembelih. Kemudian Allah membuat tabir tembaga yang terletak antara leher sampai ke tengkuknya, maka tidak ada jalan bagi Dajjal untuk dapat membunuhnya. Seterusnya Dajjal lalu mengambil orang tadi, yaitu kedua tangan serta kedua kakinya, lalu melemparkannya. Orangorang sama mengira bahwa hanyasanya orang itu dilemparkan olehnya ke neraka, tetapi se-benarnya ia dimasukkan dalam syurga." Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang itulah sebesar-besar para manusia dalam hal kesyahidannya - yakni kematian syahidnya - di sisi Allah yang menguasai semesta alam ini."

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayat-kan sebagiannya dengan uraian yang semakna dengan di atas itu.)
(Almasalihu yaitu para pengintai atau penyelidik.)

Dari al-Mughirah bin Syu'bah r.a., katanya: "Tiada seorangpun yang lebih banyak pertanyaannya mengenai hal Dajjal daripada saya sendiri. Sesungguhnya Dajjal itu tidak akan membahayakan dirimu." Saya berkata: "Orang-orang sama berkata bahwa Dajjal itu mempunyai segunung tumpukan roti dan sungai air." Beliau s.a.w. bersabda: "Hal itu adalah lebih mudah bagi Allah daripada yang dapat dilakukan oleh Dajjal." (Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang Nabipun yang diutus oleh Allah, melainkan ia benar-benar memberikan peringatan kepada ummatnya tentang makhluk yang buta sebelah matanya serta maha pendusta. Ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya Tuhanmu 'Azzawajalla semua itu tidaklah buta sebelah mata seperti Dajjal. Di antara kedua matanya itu tertulislah huruf-huruf kaf, fa', ra' - yakni kafir." (Muttafaq 'alaih)

Dari Buraidah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau semua suka saya beritahu perihal Dajjal,yaitu yang belum pernah diberitahukan oleh seseorang Nabipun kepada kaumnya. Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya ia datang dengan sesuatu sebagai perumpamaan syurga dan neraka. Maka yang ia katakan bahwa itu adalah syurga, sebenarnya adalah neraka." (Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan Dajjal di hadapan orang banyak, lalu berkata: "Sesungguhnya Allah itu tidak buta sebelah matanya. Ingatlah bahwa sesungguhnya al-Masih Dajjal itu buta sebelah matanya yang sebagian kanan, seolah-olah matanya itu adalah sebuah biji anggur yang menonjol." (Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah akan terjadi hari kiamat, sehingga kaum Muslimin sama memerangi kaum Yahudi dan sehingga kaum Yahudi itu bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata: "Hai orang Islam, inilah orang Yahudi ada di belakang saya. Ke marilah, lalu bunuhlah ia," kecuali pohon gharqad - semacam pohon yang berduri dan tumbuh di Baitul- Maqdis, karena sesung-guhnya pohon ini adalah dari pohon kaum Yahudi -dan oleh sebab itu suka melindunginya." (Riwayat Bukhari & Muslim)

"Bersegeralah engkau sekalian melakukan amalan-amalan -yang baik - sebelum datangnya tujuh macam perkara. Apakah engkau sekalian menantikan - enggan melakukan dulu, melainkan setelah tibanya kefakiran yang melalaikan, atau tibanya kekayaan yang menyebabkan kecurangan, atau tibanya kesakitan yang merusakkan, atau tibanya usia tua yang menyebabkan ucapan-ucapan yang tidak keruan lagi, atau tibanya kematian yang mempercepatkan - lenyapnya segala hal, atau tibanya Dajjal, maka ia adalah seburuk-buruk makhluk ghaib yang ditunggu, atau tibanya hari kiamat, maka hari kiamat itu adalah lebih besar bencananya serta lebih pahit penanggunggannya." (Diriwayatkan oleh ImamTermidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.)

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua sedang mempercakapkan perihal haji wada' - haji Nabi s.a.w. yang terakhir dan sebagai mohon diri, sedang Nabi s.a.w. ada di hadapan kita. Kita semua tidak mengetahui apa yang sebenarnya disebut haji wada' itu sehingga Rasulullah s.a.w. bertahmid kepada Allah serta memujiNya, kemudian menyebutkan perihal al-Masih Dajjal. Beliau s.a.w. memperpanjang sekali dalam menguraikan tentang dajjal itu dan bersabda:
"Tiada seorang Nabipun yang diutus oleh Allah, melainkan Nabi itu tentu menakutnakuti ummatnya tentang tibanya Dajjal. Nuh dan semua Nabi yang datang sesudahnya sama menakut-nakuti -ummatnya - tentang Dajjal tersebut. Bahwasanya Dajjal itu akan keluar di kalangan engkau semua, maka tidak akan tersamarkan perihal keadaannya itu atasmu semua dan persoalan dirinyapun tidak samar-samar pula bagimu. Sesungguhnya Tuhanmu tidaklah buta matanya sebelah, padahal sesungguhnya Dajjal itu adalah buta matanya sebelah kanan, seolah-olah matanya itu sebagai sebuah buah anggur yang menonjol kemuka. Ingatlah, sesungguhnya Allah mengharamkan atasmu semua darah-darahmu - untuk dialirkan - serta harta-hartamu - untuk dirampas, sebagaimana kesuciannya harimu ini dalam negeri sucimu ini -yakni negeri Makkah, Ingatlah, bukankah saya telah menyampaikan? Para sahabat berkata: "Benar." Beliau s.a.w. bersabda: "Ya Allah, saksikanlah," sampai tiga kali. "Celaka untukmu semua," atau "Bencana untukmu semua," lihatlah - perhatikanlah, janganlah engkau semua kembali menjadi orang-orang kafir sepeninggalku nanti, yang sebagian memukul leher sebagian yang lain - yakni bunuhmembunuh tanpa dasar kebenaran." (Riwayat Bukhari) (Imam Muslim juga meriwayatkan sebagiannya.)
Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Kamis, 20 Oktober 2011

12 Gololongan yg didoakan Malaikat

Bissmillahi Rahmanirahiim

1. Orang yg tidur dalam keadaan bersuci. "Barangsiapa yg tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci". (HR Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

2. Orang yg sedang duduk menunggu waktu shalat. "Tidaklah salah seorang diantara kalian yg duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia' (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469)

3. Orang-orang yg berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah. "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yg berada pada shaf - shaf terdepan" (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib)

4. Orang-orang yg menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf). "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yg menyambung shaf-shaf" (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Para malaikat mengucapkan 'aamin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah. "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yg masa lalu" (HR Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782)

6. Orang yg duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. "Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106)

7. Orang-orang yg melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah. "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yg menyertai hamba) pada malam hari (yg sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yg ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 9140)

8. Orang yg mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. "Doa seorang muslim untuk saudaranya yg dilakukan tanpa sepengetahuan orang yg didoakannya adalah doa yg akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yg menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yg ia dapatkan' (HR Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim 2733)

9. Orang-orang yg berinfak. "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yg berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yg pelit'" (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010)

10. Orang yg sedang makan sahur. "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yg sedang makan sahur" Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa"sunnah" (HR Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar)

11. Orang yg sedang menjenguk orang sakit. "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (HR Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754)

12. Seseorang yg sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yg paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yg di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yg mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (HR Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily)

Wallahua’lam bish shawwab.

.Akun FB:RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF.

Sumber : Syaikh Dr. Fadhl Ilahi, Orang-Orang yang Didoakan Malaikat, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Februari 2005
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Selasa, 04 Oktober 2011

Untukmu Wahai Laki laki Akhir Zaman


Teruntukmu Pria-Pria akhir zaman

Jadilah seorang lelaki yang beriman,
Yang hatinya disalut rasa taqwa kepada Allah,
Yang jiwanya penuh penghayatan terhadap Islam,
Yang senantiasa haus dengan ilmu,
Yang senantiasa dahaga akan pahala,
Yang solatnya adalah maruah dirinya,
Yang tidak pernah takut untuk berkata benar,
Yang tidak pernah gentar untuk melawan nafsu,
Yang senaantiasa bersama kumpulan orang-orang yang berjuang di jalan Allah.

Jadilah seorang lelaki,
Yang menjaga tutur katanya,
Yang tidak bermegah dengan ilmu yang dimilikinya,
Yang tidak bermegah dengan harta dunia yang dicarinya,
Yang sentiasa berbuat kebajikan kerana sifatnya yang penyayang,
Yang mempunyai kawan dan tidak mempunyai musuh.

Jadilah seorang lelaki,
Yang menghormati ibu bapaknya,
Yang senantiasa berbakti kepada orang tua dan keluarga,
Yang bakal menjaga kerukunan rumahtangga,
Yang akan mendidik isteri dan anak-anak mendalami Islam,
Yang mengamalkan hidup penuh kesederhanaan,
Karena dunia baginya adalah rumah sementara menuju akhirat.

Jadilah seorang lelaki,
Yang sentiasa bersedia untuk menjadi imam,
Yang hidup di bawah naungan al-Quran dan mencontohi sifat-sifat Rasulullah,
Yang boleh diajak berbincang dan berbicara,
Yang menjaga matanya dari berbelanja,
Yang sujudnya penuh kesyukuran dengan rahmat Allah ke atasnya.

Jadilah seorang lelaki,
Yang tidak pernah membazirkan masa,
Matanya kepenatan karena membaca al-Quran,
Suaranya lesu kerana penat berzikir,
Tidurnya lena dengan cahaya keimanan,
Bangunnya Subuh penuh kecerdasan,
Kerana sehari lagi usianya bertambah kematangan.

Jadilah seorang lelaki,
Yang senantiasa mengingati mati,
Yang baginya hidup di dunia adalah ladang akhirat,
Yang mana buah kehidupan itu perlu dibaja dan dijaga,
Agar berputik tunas yang bakal menjaga baka yang baik,
Meneruskan perjuangan Islam sebelum hari kemudian.

Jadilah seorang lelaki,
Yang tidak terpesona dengan buaian dunia,
Karena dia mengimpikan syurga Allah

Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Minggu, 28 Agustus 2011

Bila Al Qur-an Bicara

Bila Al Qur'an bisa bicara !

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana
menyimpannya.
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu.
Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa.
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan.
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam
kesepian.
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman.
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....
Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau
nonton berita TV.
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia.
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha
Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku
(Basmalah).
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi.
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu.
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu.
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku.

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja.
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu.
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun.
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan.
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu.
Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku.

Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV.
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga.
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk.
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah.
Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari.
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu.
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali Itupun hanya
beberapalembar dariku.
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu.
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ?
Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba.
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya.
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat
melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu Apabila malaikat maut
mengetuk pintu rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan.
Yang akan membantu engkau membela diri.
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu.
Dari perjalanan di alam akhirat.
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu.
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.

Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari.
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci.
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui.
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu.
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.

Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari.
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....

Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi. Mahabijaksana.
Semoga bermanfaat.

Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Kamis, 25 Agustus 2011

Tangis Perpisahan


Apakah kita termasuk yang merindukan kehadiran bulan Ramadhan, saudaraku? Jika ya, inilah keindahan bulan yang kita sangat rindukan itu sedang bersama kita. Inilah detik demi detik waktu, kita lalui bersamanya. Inilah masa-masa bahagia, masa-masa semakin dekatnya jiwa bersama Allah, masa-masa kedamaian, hal yang belum tentu kita temui saat ia tidak bersama kita lagi.

Saudaraku,
Hiruplah dalam-dalam udara malam-malamnya. Hiruplah dalam-dalam udara sahurnya. Kita kini sedang berada pada hari-hari perpisahan yang sangat memilukan. Perpisahan dengan bulan mulia yang telah hadir bersama seluruh keindahan dan keistimewaannya bersama kita. Perpisahan dengan bulan terindu yang keutamaannya tak dapat dikalahkan oleh apapun yang terindah dalam hidup.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa melakukan satu ibadah sunnah dalam bulan Ramadhan, maka ia seperti orang yang melakukan ibadah wajib di bulan selain Ramadhan. Dan barang siapa yang melakukan ibadah wajib di bulan Ramadhan maka ia seperti orang yang melaksanakan 70 ibadah wajib di selain bulan Ramadhan". (HR Ibnu Khuzaimah). Maka, berpisah dengan bulan ini berarti kita meninggalkan kesempatan meraih pahala kebaikan yang berlipat-lipat.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua kegembiraan bagi orang yang berpuasa, kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan tatkala bertemu dengan Allah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).. Maka, perpisahan dengan bulan ini, berarti terlewatnya dua momentum kegembiraan di kala buka puasa itu.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa karena keimanan dan semata-mata mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. AlBukhari dan Muslim). Maka, perpisahan dengan bulan ini adalah hilangnya kesempatan kita untuk memperoleh ampunan Allah SWT terhadap dosa-dosa kita yang menggunung.

Saudaraku,
Jika Rasululah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menunaikan qiyamul lail pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosa-nya yang telah lalu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Maka usainya kebersamaan kita dengan bulan Ramadhan adalah lenyapnya kesempatan kita untuk menunaikan sholat malam dengan jaminan pahala ampunan atas dosa dan kekhilafan, yang kita sudah tenggelam di dalamnya.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang shalat tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah) Lalu bagaimana dengan kualitas ibadah shalat tarawih yang sudah kita lakukan? Perpisahan dengan bulan suci ini, berarti juga kita akan kehilangan pahala shalat tarawih. Kehilangan pahala semalam suntuk.

Saudaraku,
Jika para salafushalih, selama bulan ini berlomba memperbanyak membaca AlQur’an. Malaikat Jibril memperdengarkan AlQuran kepada Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan. Utsman bin Affan mengkhatamkan Al-Qur’an setiap hari pada bulan Ramadhan. Sebagian salafushalih mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat tarawih setiap tiga malam sekali, tujuh malam sekali dan sepuluh malam sekali. Mereka selalu membaca AlQur’an baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Jika Imam Asy-Syafi’i dapat mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak enam puluh kali di luar shalat dalam bulan Ramadhan. Sementara Al-Aswad mengkhatamkannya setiap dua hari sekali. Qatadah selalu mengkhatamkannya setiap tujuh hari sekali di luar Ramadhan, sedangkan pada bulan Ramadhan ia mengkhatamkannya setiap tiga hari sekali. Dan pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan ia mengkhatamkannya setiap malam. Pada bulan Ramadhan Imam Az-Zuhri menutup majlis-majlis hadits dan majlis-majlis ilmu yang biasa diisinya. Ia mengkhususkan diri membaca Al-Quran dari mushaf. Dan Imam Ats Tsauri, beliau meninggalkan ibadah-ibadah lain dan mengkhususkan diri untuk membaca Al-Quran.

Saudaraku,
jika mereka demikian tinggi semangat dan mujahadahnya (kesungguhannya) membaca Al-Qur’an di bulan ini. Bagaimana dengan ibadah membaca Al Qur’an yang kita lakukan? Bila Ramadhan berlalu, berarti kita pun kehilangan kesempatan agung untuk memperoleh barakah istimewa dari membaca Al Quran di bulan ini…

Jika Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 1-3). Dan jika Rasulullah SAW senantiasa mencari malam Lailatul Qadr dan memerintahkan sahabat untuk mencarinya. Beliau membangunkan keluarganya pada malam sepuluh terakhir dengan harapan mendapat malam Lailatul Qadr. Jika dalam Musnad Ahmad dari Ubadah, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang bangun sebagai usaha untuk mendapat malam Lailatul Qadr, lalu ia benar-benar mendapatkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang."

Jika kaum salaf dari kalangan sahabat dan tabiin mandi dan memakai minyak wangi pada sepuluh malam terakhir untuk mencari malam Lailatul Qadr, malam yang telah dimuliakan dan diangkat derajatnya oleh Allah. Maka perginya bulan ini dari sisi kita, berarti terlewatnya kesempatan yang tak pernah terbayar dalam seluruh hidup kita sekalipun. Berarti, lenyapnya kesempatan kita memperoleh keberuntungan 1000 bulan yang sangat jauh lebih lama ketimbang usia kita sendiri.

Saudaraku,
Jangan sia-siakan detik detik perpisahan ini. Rasakan benar-benar kehadiran kita di sini, di bulan ini. Lantunkan dzikir, tilawah Al Qur’an, munajat, permohonan ampun di sini. Buang kepenatan, hilangkan rasa lelah, dan paksalah diri ini. Hanya untuk hari-hari terakhir menjelang perpisahan dengan bulan penuh kemuliaan. Kejarlah segala yang terluput dari diri kita pada malam Lailatul Qadr. Sekarang, saudaraku. Jangan tunda lagi.

Dan, menangislah. Karena kita pun harus berpisah dengan bulan ini…
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Rabu, 24 Agustus 2011

Mutiara Nasehat al-Habib Umar bin Hafidz

1. Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah.
2. Barang siapa Semakin mengenal kepada Allah niscaya akan semakin takut.
3. Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan beruntung.
4. Barang siapa menjadikan kematiaannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih (Allah), maka kematian adalah hari raya baginya.
5. Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan menanggung (sabar) karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya.
6. Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah ini.
7. Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal tanah di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang berakal apabila mau mempelajarinya.
8. Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang diikuti.
9. Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah menurut kadar pembersihan jiwanya.
10. Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.
11. Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut.
12. Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian) , lebih baik daripada melihat arsy dan seisinya seribu kali.
13. Menyatunya seorang murid dengan gurunya merupakan permulaan di dalam menyatunya dengan Rasulullah SAW. Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah SAW merupakan permulaan untuk fana pada Allah (lupa selain Allah)
14. Manusia di setiap waktu senantiasa terdiri dari dua golongan, golongan yang diwajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas sujud dan golongan yang di wajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas keingkaran.
15. Barang siapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan.
16. Sesungguhnya di dalam sujud terdapat hakikat yang apabila cahanya turun pada hati seorang hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan mengangkat dari sujudnya.
17. Beliau RA berkata tentang dakwah, Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi daI dan tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan pengikutku) apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik.
18. Syetan itu mencari sahabat-sahabatnya dan Allah menjaga kekasih-kekasih- Nya.
19. Apabila ibadah agung bagi seseorang maka ringanlah adap (kebiasaan) baginya dan apabila semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka akan keluarlah keagungan adat darinya.
20. Bila benar keluarnya seseorang (di dalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat yang tinggi.
21. Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu maka engkau akan tenang dengan rasa takut pada kholiq (pencipta) dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap pada Sang Kholiq.
22. Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah dan tanda dari lemahnya iman.
23. Hakikat tauhid adalah membaca Al Qur’an dengan merenungi artinya dan bangun malam.
24. Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat).
25. Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah.
26. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.
27. Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya dengan rahmat di setiap waktu.
28. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.
Sumber milist majelisrasulullah@yahoogroups.com, pengirim “T.Fidriansyah” <fidri@yahoo.com>
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Kisah seorang Syeikh yang suka bersyair memuji Rasulullah SAW

Ada seorang syeikh yg hidup di madinah beberapa ratus tahun lalu. Syeikh tersebut setiap tahun selalu menyampaikan syair2 pujian di hadapan maqam Rasulullah SAW.

Pada suatu ketika, itu syeikh diundang bertamu ke rumah seorang terpandang di madinah untuk sekedar jamuan makan (yang merupakan tradisi di negeri-negeri Arab bila ada oarng asing diundang ke rumah untuk dijamu). Si syeikh tersebut memenuhi undangan itu, namun sesampainya di rumah orang yang mengundang itu, sang pemilik rumah menyatakan maksud sebenarnya bahwa ia tidak suka ada orang baca syair puji-pujian tentang Rasulullah. Maka pemilik rumah itu pun memotong lidah si syeikh itu. Syeikh itu kemudian pulang dengan membawa 2 rasa pedih dan sakit. Kesakitan pertama, ia kehilangan lidahnya. Kesakitan kedua dan lebih perih, ia tidak bisa bersyair memuji Rasulullah lagi

Maka ketika di tahun berikutnya, di saat biasanya si syeikh bersyair memuji Rasulullah, ia hanya bisa bersedih dan datang mengadu kepada Rasulullah di maqam beliau. Ia berkata, “jika engkau wahai Rasulullah, selama ini tidak ridho (tidak suka) dengan perbuatanku (bersyair memuji Rasulullah), maka biarlah lidahku seperti ini. Namun jika engkau menyukainya, maka aku minta agar lidahku kembali lagi.” (kurang lebih seperti itu kata-katanya).

Setelah itu, ia tertidur. Dalam tidurnya, syeikh itu bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Beliau mengatakan bahwa beliau menyukai syair2 pujian yang ditujukan syeikh itu kepada beliau. Dengan cara bagaimana, walhasil lidah si syeikh setelah bangun sudah utuh kembali.

Tidak berselang lama, syeikh tadi di undang oleh seseorang ke rumahnya. Ketika sampai di rumah tersebut, dia ingat kalau rumah tersebut adalah rumah dari orang yang memotong lidahnya tahun lalu. Maka syeikh tadi bertemu dengan orang yang mengundangnya, dan menceritakan kejadian yang ia alami tahun sebelumnya di rumah itu. Orang yang mengundang berkata bahwa ia adalah anak dari orang yang memotong lidah syeikh itu dan ia sengaja meminta syeikh itu untuk melantunkan syair pujian kepada Rasulullah langsug di rumahnya. Lalu, anak dari orang yang memotong lidah syeikh itu membawa si syeikh ke sebuah kandang besar berisi kera yang juga besar. Orang itu menceritakan bahwa setelah ayahnya memotong lidah si syeikh, lalu ayahnya berubah menjadi seekor kera yang besar. Orang itu pun meminta kepada si syeikh untuk memaafkan perbuatan ayahnya dan memohon didoakan. Syeikh itu kemudian mendoakan, kemudian kera itu pun akhirnya meninggal.

Dari kejadian nyata di Madinah beberapa ratus tahun lalu itu kita dapat pelajaran bahwa syair-syair pujian (yg sekarang dikenal qasidah) bukanlah sesuatu yg dilarang, atau bahkan,bid’ah, syirik. Malah merupakan sunnah, dimana ketika di zaman Rasulullah, ada seorang sahabat bernama Hasan bin Tsabit yg suka melantunkan syair memuji Rasulullah. Namun Rasul SAW bukan melarangnya bahkan justru mendoakannya “Yaa Allah, tolonglah Hasan bin Tsabit dgn Ruhul Quddus (malaikat Jibril as)”.

Sumber http://www.facebook.com/notes/drahman-ahmad/kisah-seorang-syeikh-yang-suka-bersyair-memuji-rasulullah-saw/245892078821
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Biodata Ringkas Rasulullah Sayyidina Muhammad SAW.


Nama: Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Muttalib bin Hashim
Tanggal lahir: Subuh Isnin, 12 Rabiulawal / 20 April 571M (dikenali sebagai tahun gajah; peristiwa tentera bergajah Abrahah yang menyerang kota Ka’abah)
Tempat lahir: Di rumah Abu Talib, Makkah Al-Mukarramah
Nama bapak: ‘Abdullah bin ‘Abdul Muttalib bin Hashim
Nama ibu: Aminah binti Wahab bin ‘Abdul Manaf
Pengasuh pertama: Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba perempuan bapa Rasulullah SAW)
Ibu susu pertama: Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab)
Ibu susu kedua: Halimah binti Abu Zuaib As-Sa’diah (lebih dikenali Halimah As-Sa’diah. Suaminya bernama Abu Kabsyah)

USIA 5 TAHUN
Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat untuk mengeluarkan bagian syaitan yang wujud di dalamnya.

USIA 6 TAHUN
. Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan meninggal dunia di Al-Abwa’ (sebuah kampung yang terletak di antara Mekah dan Madinah)
· Baginda dipelihara oleh Ummu Aiman (hamba perempuan bapak Rasulullah SAW) dan dibiayai oleh datuknya ‘Abdul Muttalib.

USIA 8 TAHUN
· Datuknya, ‘Abdul Muttalib pula meninggal dunia.
· Baginda dipelihara pula oleh bapak saudaranya, Abu Talib.

USIA 9 TAHUN
. (Setengah riwayat mengatakan pada usia 12 tahun). · Bersama bapak saudaranya, Abu Talib bermusafir ke Syam atas urusan perniagaan.
· Di kota Busra, negeri Syam, seorang pendita Nasrani bernama Bahira (Buhaira) telah bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan tentang pengutusan seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa itu.

USIA 20 TAHUN
· Terlibat dalam peperangan Fijar. Ibnu Hisyam di dalam kitab ‘Sirah’, jilid1, halaman 184-187 menyatakan pada ketika itu usia Muhammad SAW ialah 14 atau 15 tahun. Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari dan berperanan mengumpulkan anak-anak panah saja.
· Menyaksikan ‘ perjanjian Al-Fudhul’; perjanjian damai untuk memberi pertolongan kepada orang yang dizalimi di Mekah.

USIA 25 TAHUN
· Bermusafir kali kedua ke Syam atas urusan perniagaan barangan Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah.
· Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki suruhan Khadijah.
· Baginda SAW bersama-sama Abu Talib dan beberapa orang bapak saudaranya yang lain pergi berjumpa Amru bin Asad (bapak saudara Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.
· Mas kawin baginda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham.

USIA 35 TAHUN
· Banjir besar melanda Mekah dan meruntuhkan dinding Ka’abah.
· Pembinaan semula Ka’abah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk Mekah. · Rasulullah SAW diberi kemuliaan untuk meletakkan ‘Hajarul-Aswad’ ke tempat asal dan sekaligus meredakan pertelingkahan berhubung perletakan batu tersebut.

USIA 40 TAHUN
Menerima wahyu di gua Hira’ sebagai perlantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman.

USIA 53 TAHUN
· Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq.
· Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal/ 24 September 622M.

USIA 63 TAHUN
Kewafatan Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin, 12 Rabiulawal tahun 11H/ 8 Jun 632M.

ISTERI-ISTERI RASULULLAH SAW.
§ Khadijah Binti Khuwailid
§ Saudah Binti Zam’ah
§ ‘Aisyah Binti Abu Bakar (putri Sayyidina Abu Bakar)
§ Hafsah binti ‘Umar (putri Sayyidina ‘Umar bin Al-Khattab)
§ Ummi Habibah Binti Abu Sufyan
§ Hindun Binti Umaiyah (digelar Ummi Salamah)
§ Zainab Binti Jahsy
§ Maimunah Binti Harith
§ Safiyah Binti Huyai bin Akhtab
§ Zainab Binti Khuzaimah (digelar ‘Ummu Al-Masakin’; Ibu Orang Miskin)

ANAK-ANAK RASULULLAH SAW
1. Qasim
2. Abdullah
3. Ibrahim
4. Zainab
5. Ruqaiyah
6. Ummi Kalthum
7. Fatimah Al-Zahra’

.Sumber
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Jumat, 19 Agustus 2011

Cintaku UTUH Tak Tersentuh

Ku mencintamu utuh tak tersentuh….,

Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..

Jodoh dan kematian adalah rahasia-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh..

Lalu apa yang ku khawatirkan? Dan kenapa pula ku harus mengejar? Tidak, aku tak sudi.. Ku katakan padamu wahai para wanita perhiasan terindah dunia..

Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku?

Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?

Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain… Wahai para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.

Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab 'ya' maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..

Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. . Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?.... untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?

Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta... Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..

Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH, padamu.. Hanya padamu.. ya, hanya padamu dan untukmu duhai cintaku….

Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Kamis, 18 Agustus 2011

Umar Bin Khatab Dan 'Kecerewetan' Sang Istri

Umar Bin Khatab Dan 'Kecerewetan' Sang Istri
oleh KENDURI SYAFAAT ROSUL pada 09 April 2011 jam 13:34

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun.

Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal.

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya.

Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari.

Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji. Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya

Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Kamis, 11 Agustus 2011

Saling Berbagi


Selain memerintahkan shaum, dalam menyambut bulan Ramadhan, Rasulullah selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan ketika memasuki bulan Ramadhan.

Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.

Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.

Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia, sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.

Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.”

Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”

Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.

Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.

Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”

“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”

“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”

“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”

Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”

“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”

“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”

“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”

“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).

Sumber : Puasa bersama Rasulullah, Pengarang : Ibnu Muhammad (Pustaka Al-Bayan Mizan)
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Jumat, 29 Juli 2011

Merindukanmu


Apakah kita termasuk yang merindukan kehadiran bulan Ramadhan, saudaraku? Jika ya, inilah keindahan bulan yang kita sangat rindukan itu akan bersama kita. Inilah detik demi detik waktu, yang akan kita lalui bersamanya. Inilah masa-masa bahagia, masa-masa semakin dekatnya jiwa bersama Allah, masa-masa kedamaian, hal yang belum tentu kita temui saat ia tidak bersama kita lagi.

Saudaraku,
Hiruplah dalam-dalam udara malam-malamnya. Hiruplah dalam-dalam udara sahurnya. Kita kini sedang berada pada hari-hari perjumpaan yang sangat membahagiakan. Perjumpaan dengan bulan mulia yang telah hadir bersama seluruh keindahan dan keistimewaannya bersama kita. Perjumpaan dengan bulan terindu yang keutamaannya tak dapat dikalahkan oleh apapun yang terindah dalam hidup.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa melakukan satu ibadah sunnah dalam bulan Ramadhan, maka ia seperti orang yang melakukan ibadah wajib di bulan selain Ramadhan. Dan barang siapa yang melakukan ibadah wajib di bulan Ramadhan maka ia seperti orang yang melaksanakan 70 ibadah wajib di selain bulan Ramadhan". (HR Ibnu Khuzaimah). Maka, perjumpaan dengan bulan ini berarti kita mendapat kesempatan meraih pahala kebaikan yang berlipat-lipat.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua kegembiraan bagi orang yang berpuasa, kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan tatkala bertemu dengan Allah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).. Maka, perjumpaan dengan bulan ini, berarti akan mendapatkan dua momentum kegembiraan di kala buka puasa itu.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa karena keimanan dan semata-mata mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. AlBukhari dan Muslim). Maka, perjumpaan dengan bulan ini adalah kesempatan kita untuk memperoleh ampunan Allah SWT terhadap dosa-dosa kita yang menggunung.

Saudaraku,
Jika Rasululah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menunaikan qiyamul lail pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosa-nya yang telah lalu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Maka  kebersamaan kita dengan bulan Ramadhan adalah  kesempatan kita untuk menunaikan sholat malam dengan jaminan pahala ampunan atas dosa dan kekhilafan, yang kita sudah tenggelam di dalamnya.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang shalat tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah) Perjumpaan dengan bulan suci ini, berarti juga kita akan mendapatkan pahala shalat tarawih. Akan mendapat pahala semalam suntuk.

Saudaraku,
Jika para salafushalih, selama bulan ini berlomba memperbanyak membaca AlQur’an. Malaikat Jibril memperdengarkan AlQuran kepada Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan. Utsman bin Affan mengkhatamkan Al-Qur’an setiap hari pada bulan Ramadhan. Sebagian salafushalih mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat tarawih setiap tiga malam sekali, tujuh malam sekali dan sepuluh malam sekali. Mereka selalu membaca Al-Qur’an baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Jika Imam Asy-Syafi’i dapat mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak enam puluh kali di luar shalat dalam bulan Ramadhan. Sementara Al-Aswad mengkhatamkannya setiap dua hari sekali. Qatadah selalu mengkhatamkannya setiap tujuh hari sekali di luar Ramadhan, sedangkan pada bulan Ramadhan ia mengkhatamkannya setiap tiga hari sekali. Dan pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan ia mengkhatamkannya setiap malam. Pada bulan Ramadhan Imam Az-Zuhri menutup majlis-majlis hadits dan majlis-majlis ilmu yang biasa diisinya. Ia mengkhususkan diri membaca Al-Quran dari mushaf. Dan Imam Ats Tsauri, beliau meninggalkan ibadah-ibadah lain dan mengkhususkan diri untuk membaca Al-Quran.

Saudaraku,
jika mereka demikian tinggi semangat dan mujahadahnya (kesungguhannya) membaca Al-Qur’an di bulan ini. Bagaimana dengan ibadah membaca Al Qur’an yang akan kita lakukan? Jangan sampai kehilangan kesempatan agung untuk memperoleh barakah istimewa dari membaca Al Quran di bulan ini.

Jika Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 1-3). Dan jika Rasulullah SAW senantiasa mencari malam Lailatul Qadr dan memerintahkan sahabat untuk mencarinya. Beliau membangunkan keluarganya pada malam sepuluh terakhir dengan harapan mendapat malam Lailatul Qadr. Jika dalam Musnad Ahmad dari Ubadah, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang bangun sebagai usaha untuk mendapat malam Lailatul Qadr, lalu ia benar-benar mendapatkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang."

Jika kaum salaf dari kalangan sahabat dan tabiin mandi dan memakai minyak wangi pada sepuluh malam terakhir untuk mencari malam Lailatul Qadr, malam yang telah  dimuliakan dan diangkat derajatnya oleh Allah. Maka datangnya bulan ini dari sisi kita, berarti kesempatan yang tak pernah terbayar dalam seluruh hidup kita sekalipun. Kesempatan kita memperoleh keberuntungan 1000 bulan yang sangat jauh lebih lama ketimbang usia kita sendiri.

Saudaraku,
Jangan sia-siakanperjumpaan ini. Rasakan benar-benar kehadiran kita di sini, di bulan ini. Lantunkan dzikir, tilawah Al Qur’an, munajat, permohonan ampun di sini. Buang kepenatan, hilangkan rasa lelah, dan paksalah diri ini. Hanya untuk bulan penuh kemuliaan. Kejarlah segala yang terluput dari diri kita pada malam Lailatul Qadr.
Sekarang, saudaraku. Jangan tunda lagi.
Dan, menangislah. Karena kita pun tidak tau apakah kita dapat berjumpa lagi bulan ini…
Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Selasa, 26 Juli 2011

Antara Mata dan Hati


”Mata adalah panglima hati. Hampir semua perasaan dan perilaku awalnya dipicu oleh pandangan mata. Bila dibiarkan mata memandang yang dibenci dan dilarang, maka pemiliknya berada di tepi jurang bahaya. Meskipun ia tidak sungguh-sungguh jatuh ke dalam jurang". Demikian potongan nasihat Imam Ghazali rahimahullah dalam kitab Ihya Ulumuddin.

Beliau memberi wasiat agar tidak menganggap ringan masalah pandangan. Ia juga mengutip bunyi sebuah sya’ir, "Semua peristiwa besar awalnya adalah mata. Lihatlah api besar yang awalnya berasal dari percikan api."

Hampir sama dengan bunyi sya’ir tersebut, sebagian salafushalih mengatakan, "Banyak makanan haram yang bisa menghalangi orang melakukan shalat tahajjud di malam hari. Banyak juga pandangan kepada yang haram sampai menghalanginya dari membaca Kitabullah."

Saudaraku,
Semoga Allah memberi naungan barakahNya kepada kita semua. Fitnah dan ujian tak pernah berhenti. Sangat mungkin, kita kerap mendengar bahkan mengkaji masalah mata. Tapi belum tentu kita termasuk dalam kelompok orang yang bisa memelihara pandangan mata. Padahal, seperti diungkapkan oleh Imam Ghazali tadi, orang yang keliru menggunakan pandangan, berarti ia terancam bahaya besar karena mata adalah pintu paling luas yang bisa memberi banyak pengaruh pada hati.

Menurut Imam Ibnul Qayyim, mata adalah penuntun, sementara hati adalah pendorong dan pengikut. Yang pertama, mata, memiliki kenikmatan pandangan. Sedang yang kedua, hati, memiliki kenikmatan pencapaian. "Dalam dunia nafsu keduanya adalah sekutu yang mesra. Jika terpuruk dalam kesulitan, maka masing-masing akan saling mecela dan mencerai," jelas Ibnul Qayyim. Pemenuhan hasrat pencapaian seringkali menjadi dasar motivasi yang menggebu-gebu untuk mendapatkan atau menikahi seseorang. Padahal siap nikah dan siap jadi suami/istri adalah dua hal yang berbeda. Yang pertama, nuansa nafsu lebih dominan; sedangkan yang kedua, sarat dengan nuansa amanah, tanggung-jawab dan kematangan.

Saudaraku,
Simak juga dialog imajiner yang beliau tulis dalam kitab Raudhatul Muhibbin: "Kata hati kepada mata, "kaulah yang telah menyeretku pada kebinasaan dan mengakibatkan penyesalan karena aku mengikutimu beberapa saat saja. Kau lemparkan kerlingan matamu ke taman dan kebun yang tak sehat. Kau salahi firman Allah, "Hendaklah mereka menahan pandangannya". Kau salahi sabda Rasulullah saw, "Memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut pada Allah, maka Allah akan memberi balasan iman padanya, yang akan didapati kelezatan dalam hatinya." (HR.Ahmad)

Tapi mata berkata kepada hati, "Kau zalimi aku sejak awal hingga akhir. Kau kukuhkan dosaku lahir dan batin. Padahal aku hanyalah utusanmu yang selalu taat dan mengikuti jalan yang engkau tunjukkan. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya dalam tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik pula. Dan jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah hati " (HR. Bukhari dan Muslim). Hati adalah raja. Dan seluruh tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik maka baik pula pasukannya. Jika rajanya buruk, buruk pula pasukannya. Wahai hati, jika engkau dianugerahi pandangan, tentu engkau tahu bahwa rusaknya pengikutmu adalah karena kerusakan dirimu, dan kebaikan mereka adalah kebaikanmu . Sumber bencana yang menimpamu adalah karena engkau tidak memiliki cinta pada Allah, tidak suka dzikir kepada-Nya, tidak menyukai firman, asma dan sifat-sifatNya. Allah berfirman, "Sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada". (QS.AI-Hajj:46)

Saudaraku,
Banyak sekali kenikmatan yang menjadi buah memelihara mata. Coba perhatikan tingkat-tingkat manfaat yang diuraikan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam Al-Jawabul Kafi Liman Saala Anid Dawa’i Syafi. "Memelihara pandangan mata, menjamin kebahagiaan seorang hamba di dunia dan akhirat. Memelihara pandangan, memberi nuansa kedekatan seorang hamba kepada Allah, menahan pandangan juga bisa menguatkan hati dan membuat seseorang lebih merasa bahagia, menahan pandangan juga akan menghalangi pintu masuk syaithan ke dalam hati.

Mengosongkan hati untuk berpikir pada sesuatu yang bermanfaat, Allah akan meliputinya dengan cahaya. Itu sebabnya, setelah firmanNya tentang perintah untuk mengendalikan pandangan mata dari yang haram, Allah segera menyambungnya dengan ayat tentang "nur", cahaya. (Al-Jawabul Kafi, 215-217)

Saudaraku,
Perilaku mata dan hati adalah sikap tersembunyi yang sulit diketahui oleh orang lain, kedipan mata apalagi kecenderungan hati, merupakan rahasia diri yang tak diketahui oleh siapapun, kecuali Allah swt, "Dia (Allah) mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati ". (QS. Al-mukmin:l9). Itu artinya, memelihara pandangan mata yang akan menuntun suasana hati, sangat tergantung dengan tingkat keimanan dan kesadaran penuh akan ilmuLlah (pengetahuan Allah) . Pemeliharaan mata dan hati, bisa identik dengan tingkat keimanan seseorang.

Saudaraku,
Dalam sebuah hadits dikisahkan, pada hari kiamat ada sekelompok orang yang membawa hasanat (kebaikan) yang sangat banyak . Bahkan Rasul menyebutnya, kebaikan itu bak sebuah gunung. Tapi ternyata, Allah swt tak memandang apa-apa terhadap prestasi kebaikan itu. Allah menjadikan kebaikan itu tak berbobot, seperti debu yang berterbangan. Tak ada artinya. Rasul mengatakan, bahwa kondisi seperi itu adalah karena mereka adalah kelompok manusia yang melakukan kebaikan ketika berada bersama manusia yang lain. Tapi tatkala dalam keadaan sendiri dan tak ada manusia lain yang melihatnya, ia melanggar larangan-larangan Allah (HR. Ibnu Majah)

Kesendirian, kesepian, kala tak ada orang yang melihat perbuatan salah, adalah ujian yang akan membuktikan kualitas iman. Di sinilah peran mengendalikan mata dan kecondongan hati termasuk dalam situasi kesendirian, karena ia menjadi bagian dari suasana yang tak diketahui oleh orang lain, "Hendaklah engaku menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya yakinilah bahwa Ia melihatmu". Begitu pesan Rasulullah saw. Wallahu’alam.

Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..