Jumat, 10 Juni 2011

Keagungan Akhlak Rosulullah


Saudaraku, islam sampai kepada kita saat ini tidak lain berkat jasa Baginda Rasulullah Muhammad SAW sebagai sosok penyampai risalah Allah SWT yang benar dan di ridhoi. Dan nanti di padang mahsyar, tiap umat islam pasti akan meminta syafa’at dari beliau SAW dan menginginkan berada di barisan beliau SAW. Namun, pengakuan tidaklah cukup sekedar pengakuan. Pasti yang mengaku umat beliau SAW akan berusaha mengikuti jejak beliau dengan jalan mengikuti sunnah-sunnah beliau dan senantiasa membasahi bibir ini dengan mendo’akan beliau dengan cara memperbanyak bersholawat kepada beliau SAW.

Sejarah tak akan mampu mengingkari betapa indahnya akhlak dan budi pekerti Rasulullah tercinta, Sayyidina Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa sallam hingga salah seorang istri beliau, Sayyidatina A’isyah Rodhiyallahuanha mengatakan bahwa akhlak Rasulullah adalah “Al-Qur’an”. Tidak satu perkataan Rasulullah merupakan implementasi dari hawa nafsu beliau, melainkan adalah berasal dari wahyu ilahi. Begitu halus dan lembutnya perilaku keseharian beliau. Rasulullah SAW adalah sosok yang mandiri dengan sifat tawadhu’ yang tiada tandingnya.

Beliau pernah menjahit sendiri pakaiannya yang koyak tanpa harus menyuruh istrinya. Dalam berkeluarga, beliau adalah sosok yang ringan tangan dan tidak segan-segan untuk membantu pekerjaan istrinya di dapur. Selain itu dikisahkan bahwa beliau tiada merasa canggung makan disamping seorang tua yang penuh kudis, kotor lagi miskin. Beliau adalah sosok yang paling sabar dimana ketika itu pernah kain beliau ditarik oleh seorang badui hingga membekas merah dilehernya, namun beliau hanya diam dan tidak marah.

Dalam satu riwayat dikisahkan bahwa ketika beliau mengimami sholat berjamaah, para sahabat mendapati seolah-olah setiap beliau berpindah rukun terasa susah sekali dan terdengar bunyi yang aneh. Seusai sholat, salah seorang sahabat, Sayyidina Umar bin Khatthab bertanya, “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah baginda menanggung penderitaan yang amat berat. Sedang sakitkah engkau ya Rasulullah? “Tidak ya Umar. Alhamdulillah aku sehat dan segar.” Jawab Rasulullah. “Ya Rasulullah, mengapa setiap kali Baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi-sendi tubuh baginda saling bergesekkan? Kami yakin baginda sedang sakit”. Desak Sayyidina Umar penuh cemas.

Akhirnya, Rasulullahpun mengangkat jubahnya. Para sahabatpun terkejut ketika mendapati perut Rasulullah SAW yang kempis tengah di lilit oleh sehelai kain yang berisi batu kerikil sebagai penahan rasa lapar. Ternyata, batu-batu kerikil itulah yang menimbulkan bunyi aneh setiap kali tubuh Rasulullah SAW bergerak. Para sahabatpun berkata, “Ya Rasulullah, adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya untuk tuan?”. Baginda Rasulullah pun menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apapun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi, apa jawabanku nanti dihadapan Allah, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya? Biarlah rasa lapar ini sebagai hadiah dari Allah buatku, agar kelak umatku tak ada yang kelaparan di dunia ini, lebih-lebih di akhirat nanti.

Teramat agung pribadi Rasulullah SAW sehingga para sahabat yang ditanya oleh seorang badui tentang akhlak beliau SAW hanya mampu menangis karena tak sanggup untuk menggambarkan betapa mulia akhlak beliau SAW. Beliau diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlak manusia dan sebagai suri tauladan yang baik sepanjang zaman.

Saudaraku, sungguh kehadiran Rasulullah SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia lewat segala hal yang beliau contohkan kepada umat manusia. Beliau tidak pernah pandang bulu dalam hal menghargai manusia, penuh kasih sayang, tidak pernah mendendam, malahan beliau pernah menangis ketika mengetahui bahwa balasan kekafiran adalah neraka yang menyala-nyala hingga menginginkan umat manusia untuk meng-esakan Allah SWT.

Cukup kiranya beliau yang jadi suri tauladan kita, umat islam khususnya yang hari ini sebagian sudah sangat jauh dari akhlak Rasulullah, baik dalam tindakan maupun perkataan yang menyejukkan. apa yang dikatakan oleh seorang sastrawan Pakistan, Muhammad Iqbal dalam salah satu karyanya dapat kita jadikan renungan bersama dimana beliau berkata: “Barangsiapa yang mengaku umat Nabi Muhammad, hendaklah berakhlak seperti beliau (Nabi Muhammad)”.

Dalam salah satu hadits dikatakan bahwa “Belum beriman seseorang sehingga aku (Rasulullah Muhammad SAW) lebih dicintainya daripada ayahnya, anak-anaknya dan seluruh manusia”(HR. Bukhari). Kita tidak tahu apakah nanti akan di akui Rasulullah sebagai umatnya atau tidak kelak di yaumil kiamah. Namun satu yang pasti bahwa semua ingin berada di barisan beliau. maka, marilah kita sama-sama berusaha untuk mengikuti akhlak beliau SAW semampu diri kita, sebagai suri tauladan kita yang utama, memperbanyak ucapan sholawat untuknya, membela sunnahnya, bukan malah membelakanginya (mari berlindung dari hal demikian), sebagai bagian dari rasa cinta kita terhadapnya.

Saudaraku, mari kita sampaikan salam dan sholawat kepada beliau SAW, yang dengannya kita akan beroleh cinta dan Syafa’atnya kelak di yaumil mahsyar. insya Allah…Amiin.

Allahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammad, wa ‘alaa aalihi wa shohbihi ajma’iin…

http://zidaburika.wordpress.com
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Jumat, 03 Juni 2011

Rindu dan Maafku Ya Rasulallah

oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 07 April 2011 jam 12:38

Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kutatap wajahmu
Kan pasti mengalir air mataku
Karna pancaran ketenanganmu

Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kukucup tanganmu
Moga mengalir keberkatan dalam diriku
Untuk mengikut jejak langkahmu

Ya Rasul...ullah Ya Habiballah
Tak pernah kutatap wajahmu
Ya Rasulullah Ya Habiballah
Kami rindu padamu

Allahumma Solli Ala Muhammad
Ya Rabbi Solli Alaihi Wasallim

Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kudakap dirimu
Tiada kata yang dapat aku ucapkan
Hanya tuhan saja yang tahu
Kutahu cintamu kepada umat

Umati kutahu bimbangnya kau tentang kami
Syafaatkan kami

Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kutatap wajahmu
Kan pasti mengalir air mataku
Kerna pancaran ketenanganmu

Ya Rasulullah Ya Habiballah
Terimalah kami sebagai umatmu

Ya Rasulullah Ya Habiballah
Kurniakanlah syafaatmu

------
Wahai nabi ku, aku tau aku tak cukup layak dalam dekapanmu,
tak cukup layak pula mengecup tanganmu,
atau bahkan hanya sekedar berdiri disisimu pun tidak
karna aku tau ada manusia yang lebih pantas menempati posisi itu..

Namun wahai rosul, aku ingin kau mendengar rinduku,
ku ingin kau dengar peluh dan kekhawatiranku
akankah aku berada dibarisan panjang umatmu?
akankah ku dapati diriku menatap dirimu meski hanya dari jauh?
AKANKAH KAU MENGAKUI DIRIKU YANG DHOIF INI SEBAGAI UMATMU YA ROSUL??

Rosul, maafkan aku.. jika terlalu banyak hal yang membuatmu kecewa..
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Air Mata Rosulullah SAW

mari kita simak sebuah kisah yang sangat mengharukan... dan mungkin akan membuat kita menitikkan air mata....

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik alaaa Rosuulillah wa salim 'alaihi

subhanallaaaah....

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

lalu pengorbanan apa yang bisa kita berikan pada beliau?????

Allahumma Sholli 'ala syaidina Muhammad..

oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 19 Mei 2011 jam 13:19
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Selasa, 31 Mei 2011

Anta ma`a man ahbabta

Pada suatu hari, orang Arab pedalaman bertanya kepada Nabi SAW tentang hari kiamat. "Kapan datang hari kiamat?" tanyanya. Lalu, beliau balik bertanya, "Apa yang sudah kamu persiapkan untuk menyambut kedatangannya?" Lalu, orang tersebut berkata, "Tidak ada persiapan apa-apa, selain aku cinta Allah dan rasul-Nya." Nabi SAW bersabda, "Anta ma`a man ahbabta (engkau bersama orang yang kamu cintai)." (HR Bukhari dari Anas).

Hadis ini, menurut al-Nawawi, pengarang Syarh Shahih Muslim , menerangkan keutamaan cinta kepada Allah dan rasul-Nya serta juga cinta kepada penggiat kebaikan dan orang-orang yang selalu melakukan kebaikan, baik mereka yang masih hidup maupun yang sudah mati.

Cinta itu sendiri, menurut banyak pakar, menunjuk pada suatu kehendak dan kecenderungan jiwa yang kuat kepada sesuatu. Kecenderungan ini timbul karena faktor-faktor kesenangan, kemanfaatan, dan keutamaan. Cinta kepada Allah dan rasul-Nya timbul karena ketiga faktor ini.

Cinta sebagai komitmen jiwa dengan sendirinya menuntut pikiran, perhatian, dan tindakan sekaligus. Oleh karena itu, cinta kepada rasul harus dibuktikan sekurang-kurangnya melalui empat hal. Pertama, al-Ittiba` wa al-iqtida . Bahwa kita harus senantiasa mengikuti ajaran dan petunjuk (sunnah)-nya serta mewujudkan dan menghidupkannya sepanjang masa.

Kedua, al-Sam`ah wa al-Tha`ah . Bahwa kita harus senantiasa mendengar dan patuh kepadanya. Hal ini karena cinta menuntut kepatuhan, seperti terbaca dengan jelas dalam syair al-Rawwaq. "Kau durhaka meski kau menyatakan cinta. Itu pasti bukan cinta, tapi dusta. Kalaulah cintamu itu sejati, pastilah kau patuh karena orang yang cinta selalu mengikuti kemauan orang yang dicinta."

Ketiga, al-Ittishal wa al-qurb . Bahwa kita harus senantiasa berusaha mendekat dan membangun hubungan yang kuat dengannya. Setiap orang yang cinta pasti tak ingin lepas dan berpisah dari kekasihnya. Inilah bahasa dan logika cinta.

Keempat, al-Dzikr wa al-tadzakkur . Bahwa kita harus senantiasa ingat kepadanya dan berusaha menghadirkan dirinya dalam ingatan dan kesadaran. Dalam adagium Arab, terdapat ungkapan, "Siapa orang yang mencintai sesuatu, ia akan selalu mengingat dan menyebut-nyebutnya selalu."

Maka, sebagai salah satu bukti cinta kepada Rasulullah, kita harus sering-sering bershalawat dan menyampaikan salam kepadanya. Inilah sesungguhnya makna firman Allah, "Sesungguhnya, Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai, orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS Al-Ahzab [33]: 56).
readmore »»  
Baca Selengkapnya..