Selasa, 20 Desember 2011

Tangisan Baginda Rasulullah Muhammad SAW Menggetarkan Arasy


"Dikisahkan, bahawasanya di waktu Rasulullah S.A.W. sedang asik bertawaf di Ka'bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: "Ya Karim! Ya Karim!"

Rasulullah S.A.W. menirunya membaca "Ya Karim!
Ya Karim!" Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka'bah, dan berzikir
lagi: "Ya Karim! Ya Karim!" Rasulullah S.A.W. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya "Ya Karim! Ya Karim!" Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu lalu berkata:

"Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, kerana aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah."

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah S.A.W. tersenyum, lalu bertanya: "Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?" "Belum," jawab orang itu. "Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?"
"Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya,sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya," kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah S.A.W. pun berkata kepadanya: "Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!" Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
"Tuan ini Nabi Muhammad?!" "Ya" jawab Nabi S.A.W. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah S.A.W. Melihat hal itu, Rasulullah S.A.W. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:

"Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan serupa itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya."

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: "Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: "Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya dihari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar!" Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:
"Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!" kata orang Arab badwi itu. "Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?" Rasulullah bertanya kepadanya. 'Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,' jawab orang itu. 'Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan
memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!'

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah S.A.W. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: "Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya kerana tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahawa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!" Betapa sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita tersebut. la lalu menangis kerana tidak berdaya menahan keharuan dirinya. "

Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Selasa, 13 Desember 2011

15 PETUNJUK MENGUATKAN IMAN


Takseorangpun bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam keimanansehingga meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Untuk itu kita perlumerawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan keimanan kita. Tulisanini insya'allah membantu kita dalam usaha mulia itu.

Tsabat (kekuatan keteguhan iman) adalah tuntutan asasi setiapmuslim. Karena itu tema ini penting dibahas. Ada beberapa alasanmengapa tema ini begitu sangat perlu mendapat perhatian serius.

Pertama, pada zaman ini kaum muslimin hidup di tengahberbagai macam fitnah, syahwat dan syubhat dan hal-hal itu sangatberpotensi menggerogoti iman. Maka kekuatan iman merupakan kebutuhanmuthlak, bahkan lebih dibutuhkan dibanding pada masa generasi sahabat,karena kerusakan manusia di segala bidang telah menjadi fenomena umum.
Sumber.

Kedua, banyak terjadi pemurtadan dan konversi(perpindahan) agama. Jika pada awal kemerdekaan jumlah umat Islam diIndonesia mencapai 90 % maka saat ini jumlah itu telah berkurang hampir5%. Ini tentu menimbulkan kekhawatiran mendalam. Untuk menga-tasinyadiperlukan jalan keluar, sehingga setiap muslim tetap memiliki kekuataniman.

Ketiga, pembahasan masalah tsabat berkait erat dengan masalah hati. Padahal Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Dinamakanhati karena ia (selalu) berbolak-balik. Perumpamaan hati itu bagaikanbulu yang ada di pucuk pohon yang diombang-ambingkan oleh angin." (HR. Ahmad, Shahihul Jami' no. 2361)

Maka, mengukuhkan hati yang senantiasa berbolak-balik itu dibutuhkan usaha keras, agar hati tetap teguh dalam keimanan.Dan sungguh Allah Maha Rahman dan Rahim kepada hambaNya. Melalui AlQur'an dan Sunnah RasulNya Ia memberikan petunjuk bagaimana caramencapai tsabat. Berikut ini penjelasan 15 petunjuk berdasarkan AlQur'an dan Sunnah untuk memelihara kekuatan dan keteguhan iman kita.

Akrab dengan Al Qur'an

Al Qur'an merupakan petunjuk utama mencapai tsabat. Al Qur'anadalah tali penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya.Siapa akrab dan berpegang teguh dengan Al Qur'an niscaya Allahmemeliharanya; siapa mengikuti Al Qur'an, niscaya Allahmenyelamatkannya; dan siapa yang mendakwahkan Al Qur'an, niscaya Allahmenunjukinya ke jalan yang lurus.

Dalam hal ini Allah berfirman: "Orang-orangkafir berkata, mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaliturun saja? Demikianlah supaya Kami teguhkan hatimu dengannya dan Kamimembacakannya secara tartil (teratur dan benar)." (Al Furqan: 32-33)

Beberapa alasan mengapa Al Qur'an dijadikan sebagai sumber utamamencapai tsabat adalah: Pertama, Al Qur'an menanamkan keimanan danmensucikan jiwa seseorang, karena melalui Al Qur'an, hubungan kepadaAllah menjadi sangat dekat. Kedua, ayat-ayat Al Qur'an diturunkansebagai penentram hati, menjadi penyejuk dan penyelamat hati orangberiman sekaligus benteng dari hempasan berbagai badai fitnah. Ketiga,Al Qur'an menunjukkan konsepsi serta nilai-nilai yang dijaminkebenarannya. Karena itu, seorang mukmin akan menjadikan Al Qur'ansebagai ukuran kebenaran. Keempat, Al Qur'an menjawab berbagai tuduhanorang-orang kafir, munafik dan musuh Islam lainnya. Seperti ketikaorang-orang musyrik berkata, Muhammad ditinggalkan Rabbnya, makaturunlah ayat: "Rabbmu tidaklah meninggalkan kamu dan tidak (pula) benci kepadamu."(Adl Dluha: 3) (Syarh Nawawi,12/156) Orang yang akrab dengan Al Qur'anakan menyandarkan semua perihalnya kepada Al Qur'an dan tidak kepadaperkataan manusia. Maka, betapa agung sekiranya penuntut ilmu dalamsegala disiplinnya menjadikan Al Qur'an berikut tafsirnya sebagai obyekutama kegiatannya menuntut ilmu.

Iltizam (komitmen) terhadap syari'at Allah

Allah berfirman: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang berimandengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akherat.Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim. Dan Allah berbuat apasaja yang Ia kehendaki." (Ibrahim: 27)
Di ayat lain Allah menjelaskan jalan mencapai tsabat yang dimaksud."Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikankepada mereka, tentulah hal demikian itu lebih baik bagi mereka danlebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran)." (An Nisa': 66)

Karena itu, menjelaskan surat Ibrahim di atas Qatadahberkata:-"Adapun dalam kehidupan di dunia, Allah meneguhkan orang-orangberiman dengan kebaikan dan amal shalih sedang yang dimaksud dengankehidupan akherat adalah alam kubur." (Ibnu Katsir: IV/421)

Maka jelas sekali, sangat mustahil orang-orang yang malas berbuatkebaikan dan amal shaleh diharapkan memiliki keteguhan iman. Karenaitu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa melakukan amal shalehsecara kontinyu, sekalipun amalan itu sedikit, demikian pula halnyadengan para sahabat. Komitmen untuk senantiasa menjalankan syariatIslam akan membentuk kepribadian yang tangguh, dan iman pun menjaditeguh.

Mempelajari Kisah Para Nabi

Mempelajari kisah dan sejarah itu penting. Apatah lagi sejarah paraNabi. Ia bahkan bisa menguatkan iman seseorang. Secara khusus Allahmenyinggung masalah ini dalam firman-Nya: "Dan Kami ceritakan kepadamukisah-kisah para rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalamsurat ini telah datang kepadamu kebenaran , pengajaran dan peringatanbagi orang-orang yang beriman." (Hud: 120)
Sebagai contoh, marilah kita renungkan kisah Ibrahim Alaihis Salamyang diberitakan dalam Al Qur'an: "Mereka berkata, bakarlah dia danbantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kamiberfirman, hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagiIbrahim. Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim maka Kami jadikanmereka itu orang-orang yang paling merugi." (Al Anbiya': 68-70)

Bukankah hati kita akan bergetar saat merenungi kronologipembakaran nabi Ibrahim sehingga ia selamat atas izin Allah? Danbukankah dengan demikian akan membuahkan keteguh-an iman kita? Lalu,kisah nabi Musa Alaihis Salam yang tegar menghadapi kezhaliman Fir'aundemi menegakkan agama Allah. Bukankah kisah itu mengingatkan kekerdilanjiwa kita dibanding dengan nabi Musa?
Tak sedikit umat Islam sudah merasa tak punya jalan karena kondisiekonomi yang kurang menguntungkan misalnya, sehingga mau saja saatdiajak kolusi dan berbagai praktek syubhat lain oleh koleganya. Lalumereka mencari-cari alasan mengabsahkan tindakannya yang keliru. Danbukankah karena takut gertakan penguasa yang tiranik lalu banyak diantara umat Islam (termasuk ulamanya) yang menjadi tuli, buta dan bisusehingga tidak melakukan amar ma'ruf nahi mungkar? Bahkan sebaliknyamalah bergabung dan bersekongkol serta melegitimasi status quo(menganggap yang ada sudah baik dan tak perlu diubah).

Bukankah dengan mempelajari kisah-kisah Nabi yang penuh denganperjuangan menegakkan dan meneguhkan iman itu kita menjadi malu kepadadiri sendiri dan kepada Allah? Kita mengharap Surga tetapi banyak haldari perilaku kita yang menjauhinya. Mudah-mudahan Allah menunjuki kitake jalan yang diridhaiNya.

Berdo'a

Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah merekamemohon kepada Allah agar diberi keteguhan iman, seperti do'a yangtertulis dalam firmanNya: "Ya Rabb, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami." (Ali Imran: 8)
"Ya Rabb kami, berilah kesabaran atas diri kami dan teguhkanlah pendirian kami serta tolonglah kami dari orang-orang kafir." (Al Baqarah: 250)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnyaseluruh hati Bani Adam terdapat di antara dua jari dari jemari ArRahman (Allah), bagaikan satu hati yang dapat Dia palingkan ke manasaja Dia kehendaki." (HR. Muslim dan Ahmad)
Agar hati tetap teguh maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambanyak memanjatkan do'a berikut ini terutama pada waktu duduk takhiyatakhir dalam shalat."Wahai (Allah) yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada din-Mu." (HR. Turmudzi)
Banyak lagi do'a-do'a lain tuntunan Nabi Shallallahu Alaihi waSallam agar kita mendapat keteguhan iman. Mudah-mudahan kita senantiasatergerak hati untuk berdo'a utamanya agar iman kita diteguhkan saatmenghadapi berbagai ujian kehidupan.

Dzikir kepada Allah

Dzikir kepada Allah merupakan amalan yang paling ampuh untukmencapai tsabat. Karena pentingnya amalan dzikir maka Allah memadukanantara dzikir dan jihad, sebagaimana tersebut dalam firmanNya: "Haiorang-orang yang beriman, bila kamu memerangi pasukan (musuh) makaberteguh-hatilah kamu dan dzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya." (Al Anfal: 45)
Dalam ayat tersebut, Allah menjadikan dzikrullah sebagai amalan yang amat baik untuk mencapai tsabat dalam jihad.Ingatlah Yusuf Alaihis Salam ! Dengan apa ia memohon bantuan untukmencapai tsabat ketika menghadapi fitnah rayuan seorang wanita cantikdan berkedudukan tinggi? Bukankah dia berlindung dengan kalimatma'adzallah (aku berlindung kepada Allah), lantas gejolak syahwatnyareda?
Demikianlah pengaruh dzikrullah dalam memberikan keteguhan iman kepada orang-orang yang beriman.(Bersambung...)

Menempuh Jalan Lurus

Allah berfirman: "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalahjalanKu yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan mengikuti jalan-jalan(lain) sehingga menceraiberaikan kamu dari jalanNya." (Al An'am: 153)
Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mensinyalir bahwaumatnya bakal terpecah-belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk Nerakakecuali hanya satu golongan yang selamat (HR. Ahmad, hasan)

Dari sini kita mengetahui, tidak setiap orang yang mengaku muslimmesti berada di jalan yang benar. Rentang waktu 14 abad dari datangnyaIslam cukup banyak membuat terkotak-kotaknya pemahaman keagamaan. Lalu,jalan manakah yang selamat dan benar itu? Dan, pemahaman siapakah yangmesti kita ikuti dalam praktek keberaga-maan kita? Berdasarkan banyakketerangan ayat dan hadits , jalan yang benar dan selamat itu adalahjalan Allah dan RasulNya. Sedangkan pemahaman agama yang autentikkebenarannya adalah pemahaman berdasarkan keterangan Rasul ShallallahuAlaihi wa Sallam kepada para sahabatnya. (HR. Turmudzi, hasan).

Itulah yang mesti kita ikuti, tidak penafsiran-penafsiran agamaberdasarkan akal manusia yang tingkat kedalaman dan kecerdasannyamajemuk dan terbatas. Tradisi pemahaman itu selanjutnya dirawat olehpara tabi'in dan para imam shalihin. Paham keagamaan inilah yang dalamterminologi (istilah) Islam selanjutnya dikenal dengan paham AhlusSunnah wal Jamaah . Atau sebagian menyebutnya dengan pemahaman parasalafus shalih.

Orang yang telah mengikuti paham Ahlus Sunnah wal Jamaah akan tegardalam menghadapi berbagai keanekaragaman paham, sebab mereka telahyakin akan kebenaran yang diikutinya. Berbeda dengan orang yang beradadi luar Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka akan senantiasa bingung danragu. Berpindah dari suatu lingkungan sesat ke lingkungan bid'ah, darifilsafat ke ilmu kalam, dari mu'tazilah ke ahli tahrif, dari ahlita'wil ke murji'ah, dari thariqat yang satu ke thariqat yang lain danseterusnya. Di sinilah pentingnya kita berpegang teguh dengan manhaj(jalan) yang benar sehingga iman kita akan tetap kuat dalam situasiapapun.

Menjalani Tarbiyah

Tarbiyah (pendidikan) yang semestinya dilalui oleh setiap muslim cukup banyak. Paling tidak ada empat macam :
  • Tarbiyah Imaniyah
yaitu pendidikan untuk menghidupkan hati agar memiliki rasa khauf(takut), raja' (pengharapan) dan mahabbah (kecintaan) kepada Allahserta untuk menghilangkan kekeringan hati yang disebabkan oleh jauhnyadari Al Qur'an dan Sunnah.
  • Tarbiyah Ilmiyah
yaitu pendidikan keilmuan berdasarkan dalil yang benar dan menghindari taqlid buta yang tercela.
  • Tarbiyah Wa'iyah
yaitu pendidikan untuk mempelajari siasat orang-orang jahat,langkah dan strategi musuh Islam serta fakta dari berbagai peristiwayang terjadi berdasarkan ilmu dan pemahaman yang benar.
  • Tarbiyah Mutadarrijah
yaitu pendidikan bertahap, yang membimbing seorang muslim setingkatdemi setingkat menuju kesempurnaannya, dengan program dan perencanaanyang matang. Bukan tarbiyah yang dilakukan dengan terburu-buru dan asaljalan.
Itulah beberapa tarbiyah yangdiberikan Rasul kepada para sahabatnya. Berbagai tarbiyah itumenjadikan para sahabat memiliki iman baja, bahkan membentuk merekamenjadi generasi terbaik sepanjang masa.

Meyakini Jalan yang Ditempuh

Tak dipungkiri bahwa seorang muslim yang bertambah keyakinannyaterhadap jalan yang ditempuh yaitu Ahlus Sunnah wal Jamaah makabertambah pula tsabat (keteguhan iman) nya. Adapun di antara usaha yangdapat kita lakukan untuk mencapai keyakinan kokoh terhadap jalan hidupyang kita tempuh adalah:

Pertama, kita harus yakin bahwa jalan lurus yang kitatempuh itu adalah jalan para nabi, shiddiqien, ulama, syuhada danorang-orang shalih.
Kedua, kita harus merasa sebagai orang-orang terpilih karena kebenaran yang kita pegang, sebagai-mana firman Allah: "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambaNya yang Ia pilih." (QS. 27: 59)
Bagaimana perasaan kita seandainya Allah menciptakan kita sebagaibenda mati, binatang, orang kafir, penyeru bid'ah, orang fasik, orangIslam yang tidak mau berdakwah atau da'i yang sesat? Mudah-mudahan kitaberada dalam keyakinan yang benar yakni sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaahyang sesungguhnya.

Berdakwah

Jika tidak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak. Untukmenggerakkan jiwa maka perlu dicarikan medan yang tepat. Di antaramedan pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwahmerupakan tugas para rasul untuk membebaskan manusia dari adzab Allah.

Maka tidak benar jika dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan.Jiwa manusia, bila tidak disibukkan oleh ketaatan maka dapat dipastikanakan disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa bertambah danberkurang.Jika seorang da'i menghadapi berbagai tantangan dari ahlul bathildalam perjalanan dakwahnya, tetapi ia tetap terus berdakwah maka Allahakan semakin menambah dan mengokohkan keimanannya.

Dekat dengan Ulama

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Di antara manusia ada orang-orang yang menjadi kunci kebaikan dan penutup kejahatan." (HR. Ibnu Majah, no. 237, hasan)

Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan imanseseorang. Tercatat dalam sejarah bahwa berbagai fitnah telah terjadidan menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum musliminmelalui ulama. Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al MadiniRahimahullah: "Di hari riddah (pemurtadan) Allah telah memuliakan dinini dengan Abu Bakar dan di hari mihnah (ujian) dengan Imam Ahmad."Bila mengalami kegundahan dan problem yang dahsyat Ibnul Qayyimmendatangi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah untuk mendengarkan berbagainasehatnya. Sertamerta kegundahannya pun hilang berganti dengankelapangan dan keteguhan iman ( Al Wabilush Shaib, hal. 97).

Meyakini Pertolongan Allah

Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan memintapertolongan Allah, tetapi pertolongan yang ditunggu-tunggu itu tidakkunjung datang, bahkan yang dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalamkeadaan seperti ini manusia banyak membutuh-kan tsabat agar tidakberputus asa. Allah berfirman: Dan berapa banyak nabi yangberperang yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa,mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalanAllah, tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allahmenyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do'a mereka selain ucapan,Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yangberlebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian kami dan tolonglahkami terhadap orang-orang kafir. Karena itu Allah memberikan kepadamereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akherat. " (Ali Imran: 146-148)

Mengetahui Hakekat Kebatilan

Allah berfirman: "Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak dalam negeri ." (Ali Imran: 196)

"Dan demikianlah Kami terang-kan ayat-ayat Al Qur'an (supayajelas jalan orang-orang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalanorang-orang yang berbuat jahat (musuh-musuh Islam)." (Al An'am: 55)

"Dan Katakanlah, yang benar telah datang dan yang batil telah sirna, sesungguhnya yang batil itu pastilah lenyap." (Al Isra': 81)

Berbagai keterangan ayat di atas sungguh menentramkan hati setiaporang beriman. Mengetahui bahwa kebatilan akan sirna dan kebenaran akanmenang akan mengukuhkan seseorang untuk tetap teguh berada dalamkeimanannya.

Memiliki Akhlak Pendukung Tsabat

Akhlak pendukung tsabat yang utama adalah sabar. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam:"Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabar-an." (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Tanpa kesabaran iman yang kita miliki akan mudahterombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabartermasuk senjata utama mencapai tsabat.

Nasehat Orang Shalih

Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi keteguhaniman. Karena itu, dalam segala tindakan yang akan kita lakukanhendaklah kita sering-sering meminta nasehat mereka. Kita perlu memintanasehat orang-orang shalih saat mengalami berbagai ujian, saat diberijabatan, saat mendapat rezki yang banyak dan lain-lain.

Bahkan seorang sekaliber Imam Ahmad pun, beliau masih perlumendapat nasehat saat menghadapi ujian berat oleh intimidasi penguasayang tiranik. Bagaimana pula halnya dengan kita?

Merenungi Nikmatnya Surga

Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan, kegembiraan dan suka-cita. Ke sanalah tujuan pengembaraan kaum muslimin.Orang yang meyakini adanya pahala dan Surga niscaya akan mudahmenghadapi berbagai kesulitan. Mudah pula baginya untuk tetap tsabatdalam keteguhan dan kekuatan imannya.

Dalam meneguhkan iman para sahabat, Rasulullah Shallallahu Alaihiwa Sallam sering mengingatkan mereka dengan kenikmatan Surga. Ketikamelewati Yasir, istri dan anaknya Ammar yang sedang disiksa oleh kaummusyrikin beliau mengatakan: "Bersabarlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian nanti adalah Surga". (HR. Al Hakim/III/383, hasan shahih)
Mudah-mudahan kita bisa merawat dan terus-menerus meneguhkankeimanan kita sehingga Allah menjadikan kita khusnul khatimah. Amin.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Perihal DAJJAL

Dari Rib'iy bin Hirasy, katanya: "Saya berangkat dengan Abu Mas'ud al-Anshari ke tempat Hudzaifah al-Yaman radhiallahu 'anhum, lalu Abu Mas'ud berkata kepadanya: "Beritahukanlah kepadaku apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah s.a.w. perihal Dajjal." Hudzaifah lalu berkata:
"Nabi s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya Dajjal itu keluar dan sesungguhnya beserta Dajjal itu ada air dan api. Adapun yang dilihat oleh para manusia sebagai air, maka sebenarnya itu adalah api yang membakar, sedang apa yang dilihat oleh para manusia sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang menemui Dajjal di antara engkau semua, hendaklah masuk dalam benda yang dilihatnya sebagai api, karena sesungguhnya ini adalah air tawar dan nyaman sekali." Setelah itu Abu Mas'ud berkata: "Sayapun benar-benar pernah mendengar yang seperti itu." (Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dajjal itu akan keluar kepada ummatku kemudian menetap sealam empat puluh lamanya; tetapi saya tidak mengerti apakah itu empat puluh hari atau empat puluh bulan atau empatpuluh tahun. Kemudian Allah mengutus Isa putera Maryam a.s. lalu ia mencari Dajjal kemudian merusakkannya - yakni membunuhnya. Kemudian para manusia itu menetap selama tujuh tahun di saat itu tidak ada permusuhan samasekali antara dua orang manusiapun. Selanjutnya Allah 'Azzawajalla mengutus angin yang dingin dari arah Syam (Palestina). Maka tidak ada seorangpun yang menetap di atas permukaan bumi yang dalam hati orang itu ada timbangan seberat semut kecil dari kebaikan atau keimanan, melainkan pasti akan dicabut nyawanya sehingga andaikata salah seorang dari engkau semua ada yang masuk di dalam perut gunung, juga pasti akan dimasuki oleh angin tadi, sampai dapat tercabut nyawanya. Akhirnya yang ketinggalan adalah manusia-manusia yang buruk kelakuannya yang suka cepat-cepat melakukan keburukan dan kezaliman sampai dapat diumpamakan sebagai keringanan burung yang sedang terbang atau anganangan binatang buas yang hendak memangsa. Orang-orang tersebut tidak mengerti apa-apa yang baik dan tidak mengingkari apa-apa yang buruk - yakni kemungkaran dibiarkan belaka. Seterusnya lalu muncullah syaitan yang menjelma sebagai manusia lalu berkata: "Alangkah baiknya kalau engkau semua suka mengikuti perintahku?" Orang-orang sama berkata: "Apakah yang engkau perintahkan kepada kita?" Kemudian syaitan tersebut mengajak mereka menyembah berhala-berhala. Keadaan para manusia di saat itu adalah sangat luas rezekinya, senang hidupnya. Selanjutnya ditiupkanlah dalam sangkakala, maka tiada seorangpun yang mendengarnya melainkan ia menurunkan lehernya yang sebelah dan mengangkat yang sebelah lainnya. Pertamatama orang yang mendengarnya itu ialah seseorang yang sedang memperbaiki pelur kolam untanya, lalu ia tidak sadarkan diri dan semua manusia di sekitarnyapun tidak sadarkan diri - terus mati. Kemudian Allah mengirimkan atau sabdanya: Menurunkan hujan bagaikan rintik-rintik atau bagaikan bayangan, lalu dari air itu tumbuhlah seluruh tubuh para manusia, terus ditiupkanlah pula sekali lagi sangkakala tersebut tiba-tiba orang-orang itu sama berdiri bangun sambil memperhatikan keadaan di waktu itu, kemudian ada yang mengucapkan: "Hai sekalian manusia, marilah sama mendekat di hadapan Tuhanmu semua," dan kepada semua malaikat diperintahkan: "Hentikan dulu orang-orang itu, sebab sesungguhnya mereka akan ditanya lebih dulu." Kemudian dikatakan pula: "Keluarkan olehmu semua orang-orang itu perlu dikirim ke neraka." Selanjutnya ditanyakan: "Dari berapa?" Lalu dijawab: "Dari setiaptiap seribu sebanyak sembilanratussembilanpuluh sembilan orang." Sabdanya: "Itulah hari yang dapat membuat anak-anak kecil menjadi beruban dan itulah hari dibukanya betis manusia, karena amat kebingungan sekali." (Riwayat Muslim)
(Alliitu ialah batang leher, artinya ialah merendahkan lehernya yang sebelah dan mengangkat sebelah yang lainnya.)

Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada suatu negeripun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorong-pun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemu-dian Dajjal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir - di luar Madinah - lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan akan setiap orang kafir dan munafik." (Riwayat Muslim)

Dari Anas r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Yang mengikuti Dajjal dari golongan kaum Yahudi Ashbihan itu ada sebanyak tujuhpuluh ribu orang. Mereka itu mengenakan pakaian kependetaan." (Riwayat Muslim)

Dari Ummu Syarik radhiallahu 'anha bahwasanya ia men-dengar Nabi s.a.w. bersabda: "Niscayalah sekalian manusia itu sama melarikan diri dari gangguan Dajjal yaitu ke gunung-gunung." (Riwayat Muslim)

Dari Imran bin Hushain radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada suatu peris-tiwapun antara jarak waktu semenjak Allah menciptakan Adam sampai datangnya hari kiamat nanti, yang lebih besar daripada perkara Dajjal." (Riwayat Muslim)

Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya:"Dajjal keluar lalu ada seseorang dari golongan kaum mu'minin, ia ditemui oleh beberapa orang penyelidik yakni para penyelidik dari Dajjal. Mereka berkata kepada orang itu: "Ke mana engkau bersengaja pergi?" la menjawab: "Saya sengaja akan pergi ke tempat orang yang keluar - yakni yang baru muncul dan yang dimaksudkan ialah Dajjal." Mereka berkata: "Adakah engkau tidak beriman dengan Tuhan kita." la menjawab: "Tuhan kita tidak samar-samar lagi sifat-sifat keagungannya - sedangkan Dajjal itu tampaknya saja menunjukkan kedustaannya." Orang-orang itu sama berkata: "Bunuhlah ia." Sebagian orang berkata kepada yang lainnya: "Bukankah engkau semua telah dilarang oleh Tuhanmu kalau membunuh seseorang tanpa memperoleh persetujuannya." Merekapun pergilah dengan membawa orang itu ke Dajjal. Setelah Dajjal dilihat oleh orang mu'min itu, lalu orang mu'min tadi berkata: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya inilah Dajjal yang disebut-sebutkan oleh Rasulullah s.a.w. Dajjal memerintah pengikut-pengikutnya menangkap orang mu'min itu lalu ia ditelentangkan pada perutnya. Dajjal berkata: "Ambillah ia lalu lukailah - kepala dan mukanya." Seterusnya ia diberi pukulan bertubi-tubi pada punggung serta perutnya. Dajjal berkata: "Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku?" Orang mu'min itu berkata: "Engkau adalah al-Masih maha pendusta." la diperintah menghadap kemu-dian digergajilah ia dengan gergaji dari pertengahan tubuhnya, yaitu antara kedua kakinya - maksudnya dibelah dua. Dajjal lalu berjalan antara dua potongan tubuh itu, kemudian berkata: "Ber-dirilah." Orang mu'min tadi terus berdiri lurus-lurus, kemudian Dajjal berkata padanya. "Adakah engkau tidak suka beriman ke-padaku." la berkata: "Saya tidak bertambah melainkan kewas-padaan dalam menilai siapa sebenarnya engkau itu." Selanjutnya orang mu'min itu berkata: "Hai sekalian manusia, janganlah ia sampai dapat berbuat sedemikian tadi kepada seseorangpun dari para manusia, setelah saya sendiri mengalaminya." la diambil lagi oleh Dajjal untuk disembelih. Kemudian Allah membuat tabir tembaga yang terletak antara leher sampai ke tengkuknya, maka tidak ada jalan bagi Dajjal untuk dapat membunuhnya. Seterusnya Dajjal lalu mengambil orang tadi, yaitu kedua tangan serta kedua kakinya, lalu melemparkannya. Orangorang sama mengira bahwa hanyasanya orang itu dilemparkan olehnya ke neraka, tetapi se-benarnya ia dimasukkan dalam syurga." Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang itulah sebesar-besar para manusia dalam hal kesyahidannya - yakni kematian syahidnya - di sisi Allah yang menguasai semesta alam ini."

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayat-kan sebagiannya dengan uraian yang semakna dengan di atas itu.)
(Almasalihu yaitu para pengintai atau penyelidik.)

Dari al-Mughirah bin Syu'bah r.a., katanya: "Tiada seorangpun yang lebih banyak pertanyaannya mengenai hal Dajjal daripada saya sendiri. Sesungguhnya Dajjal itu tidak akan membahayakan dirimu." Saya berkata: "Orang-orang sama berkata bahwa Dajjal itu mempunyai segunung tumpukan roti dan sungai air." Beliau s.a.w. bersabda: "Hal itu adalah lebih mudah bagi Allah daripada yang dapat dilakukan oleh Dajjal." (Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang Nabipun yang diutus oleh Allah, melainkan ia benar-benar memberikan peringatan kepada ummatnya tentang makhluk yang buta sebelah matanya serta maha pendusta. Ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya Tuhanmu 'Azzawajalla semua itu tidaklah buta sebelah mata seperti Dajjal. Di antara kedua matanya itu tertulislah huruf-huruf kaf, fa', ra' - yakni kafir." (Muttafaq 'alaih)

Dari Buraidah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau semua suka saya beritahu perihal Dajjal,yaitu yang belum pernah diberitahukan oleh seseorang Nabipun kepada kaumnya. Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya ia datang dengan sesuatu sebagai perumpamaan syurga dan neraka. Maka yang ia katakan bahwa itu adalah syurga, sebenarnya adalah neraka." (Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan Dajjal di hadapan orang banyak, lalu berkata: "Sesungguhnya Allah itu tidak buta sebelah matanya. Ingatlah bahwa sesungguhnya al-Masih Dajjal itu buta sebelah matanya yang sebagian kanan, seolah-olah matanya itu adalah sebuah biji anggur yang menonjol." (Riwayat Bukhari & Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah akan terjadi hari kiamat, sehingga kaum Muslimin sama memerangi kaum Yahudi dan sehingga kaum Yahudi itu bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata: "Hai orang Islam, inilah orang Yahudi ada di belakang saya. Ke marilah, lalu bunuhlah ia," kecuali pohon gharqad - semacam pohon yang berduri dan tumbuh di Baitul- Maqdis, karena sesung-guhnya pohon ini adalah dari pohon kaum Yahudi -dan oleh sebab itu suka melindunginya." (Riwayat Bukhari & Muslim)

"Bersegeralah engkau sekalian melakukan amalan-amalan -yang baik - sebelum datangnya tujuh macam perkara. Apakah engkau sekalian menantikan - enggan melakukan dulu, melainkan setelah tibanya kefakiran yang melalaikan, atau tibanya kekayaan yang menyebabkan kecurangan, atau tibanya kesakitan yang merusakkan, atau tibanya usia tua yang menyebabkan ucapan-ucapan yang tidak keruan lagi, atau tibanya kematian yang mempercepatkan - lenyapnya segala hal, atau tibanya Dajjal, maka ia adalah seburuk-buruk makhluk ghaib yang ditunggu, atau tibanya hari kiamat, maka hari kiamat itu adalah lebih besar bencananya serta lebih pahit penanggunggannya." (Diriwayatkan oleh ImamTermidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.)

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua sedang mempercakapkan perihal haji wada' - haji Nabi s.a.w. yang terakhir dan sebagai mohon diri, sedang Nabi s.a.w. ada di hadapan kita. Kita semua tidak mengetahui apa yang sebenarnya disebut haji wada' itu sehingga Rasulullah s.a.w. bertahmid kepada Allah serta memujiNya, kemudian menyebutkan perihal al-Masih Dajjal. Beliau s.a.w. memperpanjang sekali dalam menguraikan tentang dajjal itu dan bersabda:
"Tiada seorang Nabipun yang diutus oleh Allah, melainkan Nabi itu tentu menakutnakuti ummatnya tentang tibanya Dajjal. Nuh dan semua Nabi yang datang sesudahnya sama menakut-nakuti -ummatnya - tentang Dajjal tersebut. Bahwasanya Dajjal itu akan keluar di kalangan engkau semua, maka tidak akan tersamarkan perihal keadaannya itu atasmu semua dan persoalan dirinyapun tidak samar-samar pula bagimu. Sesungguhnya Tuhanmu tidaklah buta matanya sebelah, padahal sesungguhnya Dajjal itu adalah buta matanya sebelah kanan, seolah-olah matanya itu sebagai sebuah buah anggur yang menonjol kemuka. Ingatlah, sesungguhnya Allah mengharamkan atasmu semua darah-darahmu - untuk dialirkan - serta harta-hartamu - untuk dirampas, sebagaimana kesuciannya harimu ini dalam negeri sucimu ini -yakni negeri Makkah, Ingatlah, bukankah saya telah menyampaikan? Para sahabat berkata: "Benar." Beliau s.a.w. bersabda: "Ya Allah, saksikanlah," sampai tiga kali. "Celaka untukmu semua," atau "Bencana untukmu semua," lihatlah - perhatikanlah, janganlah engkau semua kembali menjadi orang-orang kafir sepeninggalku nanti, yang sebagian memukul leher sebagian yang lain - yakni bunuhmembunuh tanpa dasar kebenaran." (Riwayat Bukhari) (Imam Muslim juga meriwayatkan sebagiannya.)
Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Kamis, 20 Oktober 2011

12 Gololongan yg didoakan Malaikat

Bissmillahi Rahmanirahiim

1. Orang yg tidur dalam keadaan bersuci. "Barangsiapa yg tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci". (HR Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

2. Orang yg sedang duduk menunggu waktu shalat. "Tidaklah salah seorang diantara kalian yg duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia' (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469)

3. Orang-orang yg berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah. "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yg berada pada shaf - shaf terdepan" (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib)

4. Orang-orang yg menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf). "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yg menyambung shaf-shaf" (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Para malaikat mengucapkan 'aamin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah. "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yg masa lalu" (HR Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782)

6. Orang yg duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. "Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106)

7. Orang-orang yg melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah. "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yg menyertai hamba) pada malam hari (yg sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yg ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 9140)

8. Orang yg mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. "Doa seorang muslim untuk saudaranya yg dilakukan tanpa sepengetahuan orang yg didoakannya adalah doa yg akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yg menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yg ia dapatkan' (HR Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim 2733)

9. Orang-orang yg berinfak. "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yg berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yg pelit'" (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010)

10. Orang yg sedang makan sahur. "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yg sedang makan sahur" Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa"sunnah" (HR Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar)

11. Orang yg sedang menjenguk orang sakit. "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (HR Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754)

12. Seseorang yg sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yg paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yg di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yg mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (HR Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily)

Wallahua’lam bish shawwab.

.Akun FB:RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF.

Sumber : Syaikh Dr. Fadhl Ilahi, Orang-Orang yang Didoakan Malaikat, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Februari 2005
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Selasa, 04 Oktober 2011

Untukmu Wahai Laki laki Akhir Zaman


Teruntukmu Pria-Pria akhir zaman

Jadilah seorang lelaki yang beriman,
Yang hatinya disalut rasa taqwa kepada Allah,
Yang jiwanya penuh penghayatan terhadap Islam,
Yang senantiasa haus dengan ilmu,
Yang senantiasa dahaga akan pahala,
Yang solatnya adalah maruah dirinya,
Yang tidak pernah takut untuk berkata benar,
Yang tidak pernah gentar untuk melawan nafsu,
Yang senaantiasa bersama kumpulan orang-orang yang berjuang di jalan Allah.

Jadilah seorang lelaki,
Yang menjaga tutur katanya,
Yang tidak bermegah dengan ilmu yang dimilikinya,
Yang tidak bermegah dengan harta dunia yang dicarinya,
Yang sentiasa berbuat kebajikan kerana sifatnya yang penyayang,
Yang mempunyai kawan dan tidak mempunyai musuh.

Jadilah seorang lelaki,
Yang menghormati ibu bapaknya,
Yang senantiasa berbakti kepada orang tua dan keluarga,
Yang bakal menjaga kerukunan rumahtangga,
Yang akan mendidik isteri dan anak-anak mendalami Islam,
Yang mengamalkan hidup penuh kesederhanaan,
Karena dunia baginya adalah rumah sementara menuju akhirat.

Jadilah seorang lelaki,
Yang sentiasa bersedia untuk menjadi imam,
Yang hidup di bawah naungan al-Quran dan mencontohi sifat-sifat Rasulullah,
Yang boleh diajak berbincang dan berbicara,
Yang menjaga matanya dari berbelanja,
Yang sujudnya penuh kesyukuran dengan rahmat Allah ke atasnya.

Jadilah seorang lelaki,
Yang tidak pernah membazirkan masa,
Matanya kepenatan karena membaca al-Quran,
Suaranya lesu kerana penat berzikir,
Tidurnya lena dengan cahaya keimanan,
Bangunnya Subuh penuh kecerdasan,
Kerana sehari lagi usianya bertambah kematangan.

Jadilah seorang lelaki,
Yang senantiasa mengingati mati,
Yang baginya hidup di dunia adalah ladang akhirat,
Yang mana buah kehidupan itu perlu dibaja dan dijaga,
Agar berputik tunas yang bakal menjaga baka yang baik,
Meneruskan perjuangan Islam sebelum hari kemudian.

Jadilah seorang lelaki,
Yang tidak terpesona dengan buaian dunia,
Karena dia mengimpikan syurga Allah

Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Minggu, 28 Agustus 2011

Bila Al Qur-an Bicara

Bila Al Qur'an bisa bicara !

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana
menyimpannya.
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu.
Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa.
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan.
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam
kesepian.
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman.
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....
Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau
nonton berita TV.
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia.
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha
Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku
(Basmalah).
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi.
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu.
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu.
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku.

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja.
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu.
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun.
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan.
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu.
Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku.

Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV.
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga.
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk.
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah.
Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari.
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu.
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali Itupun hanya
beberapalembar dariku.
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu.
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ?
Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba.
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya.
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat
melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu Apabila malaikat maut
mengetuk pintu rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan.
Yang akan membantu engkau membela diri.
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu.
Dari perjalanan di alam akhirat.
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu.
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.

Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari.
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci.
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui.
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu.
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.

Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari.
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....

Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi. Mahabijaksana.
Semoga bermanfaat.

Sumber.
readmore »»  
Baca Selengkapnya..

Kamis, 25 Agustus 2011

Tangis Perpisahan


Apakah kita termasuk yang merindukan kehadiran bulan Ramadhan, saudaraku? Jika ya, inilah keindahan bulan yang kita sangat rindukan itu sedang bersama kita. Inilah detik demi detik waktu, kita lalui bersamanya. Inilah masa-masa bahagia, masa-masa semakin dekatnya jiwa bersama Allah, masa-masa kedamaian, hal yang belum tentu kita temui saat ia tidak bersama kita lagi.

Saudaraku,
Hiruplah dalam-dalam udara malam-malamnya. Hiruplah dalam-dalam udara sahurnya. Kita kini sedang berada pada hari-hari perpisahan yang sangat memilukan. Perpisahan dengan bulan mulia yang telah hadir bersama seluruh keindahan dan keistimewaannya bersama kita. Perpisahan dengan bulan terindu yang keutamaannya tak dapat dikalahkan oleh apapun yang terindah dalam hidup.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa melakukan satu ibadah sunnah dalam bulan Ramadhan, maka ia seperti orang yang melakukan ibadah wajib di bulan selain Ramadhan. Dan barang siapa yang melakukan ibadah wajib di bulan Ramadhan maka ia seperti orang yang melaksanakan 70 ibadah wajib di selain bulan Ramadhan". (HR Ibnu Khuzaimah). Maka, berpisah dengan bulan ini berarti kita meninggalkan kesempatan meraih pahala kebaikan yang berlipat-lipat.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua kegembiraan bagi orang yang berpuasa, kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan tatkala bertemu dengan Allah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).. Maka, perpisahan dengan bulan ini, berarti terlewatnya dua momentum kegembiraan di kala buka puasa itu.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa karena keimanan dan semata-mata mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. AlBukhari dan Muslim). Maka, perpisahan dengan bulan ini adalah hilangnya kesempatan kita untuk memperoleh ampunan Allah SWT terhadap dosa-dosa kita yang menggunung.

Saudaraku,
Jika Rasululah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menunaikan qiyamul lail pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosa-nya yang telah lalu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Maka usainya kebersamaan kita dengan bulan Ramadhan adalah lenyapnya kesempatan kita untuk menunaikan sholat malam dengan jaminan pahala ampunan atas dosa dan kekhilafan, yang kita sudah tenggelam di dalamnya.

Jika Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang shalat tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah) Lalu bagaimana dengan kualitas ibadah shalat tarawih yang sudah kita lakukan? Perpisahan dengan bulan suci ini, berarti juga kita akan kehilangan pahala shalat tarawih. Kehilangan pahala semalam suntuk.

Saudaraku,
Jika para salafushalih, selama bulan ini berlomba memperbanyak membaca AlQur’an. Malaikat Jibril memperdengarkan AlQuran kepada Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan. Utsman bin Affan mengkhatamkan Al-Qur’an setiap hari pada bulan Ramadhan. Sebagian salafushalih mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat tarawih setiap tiga malam sekali, tujuh malam sekali dan sepuluh malam sekali. Mereka selalu membaca AlQur’an baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Jika Imam Asy-Syafi’i dapat mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak enam puluh kali di luar shalat dalam bulan Ramadhan. Sementara Al-Aswad mengkhatamkannya setiap dua hari sekali. Qatadah selalu mengkhatamkannya setiap tujuh hari sekali di luar Ramadhan, sedangkan pada bulan Ramadhan ia mengkhatamkannya setiap tiga hari sekali. Dan pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan ia mengkhatamkannya setiap malam. Pada bulan Ramadhan Imam Az-Zuhri menutup majlis-majlis hadits dan majlis-majlis ilmu yang biasa diisinya. Ia mengkhususkan diri membaca Al-Quran dari mushaf. Dan Imam Ats Tsauri, beliau meninggalkan ibadah-ibadah lain dan mengkhususkan diri untuk membaca Al-Quran.

Saudaraku,
jika mereka demikian tinggi semangat dan mujahadahnya (kesungguhannya) membaca Al-Qur’an di bulan ini. Bagaimana dengan ibadah membaca Al Qur’an yang kita lakukan? Bila Ramadhan berlalu, berarti kita pun kehilangan kesempatan agung untuk memperoleh barakah istimewa dari membaca Al Quran di bulan ini…

Jika Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 1-3). Dan jika Rasulullah SAW senantiasa mencari malam Lailatul Qadr dan memerintahkan sahabat untuk mencarinya. Beliau membangunkan keluarganya pada malam sepuluh terakhir dengan harapan mendapat malam Lailatul Qadr. Jika dalam Musnad Ahmad dari Ubadah, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang bangun sebagai usaha untuk mendapat malam Lailatul Qadr, lalu ia benar-benar mendapatkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang."

Jika kaum salaf dari kalangan sahabat dan tabiin mandi dan memakai minyak wangi pada sepuluh malam terakhir untuk mencari malam Lailatul Qadr, malam yang telah dimuliakan dan diangkat derajatnya oleh Allah. Maka perginya bulan ini dari sisi kita, berarti terlewatnya kesempatan yang tak pernah terbayar dalam seluruh hidup kita sekalipun. Berarti, lenyapnya kesempatan kita memperoleh keberuntungan 1000 bulan yang sangat jauh lebih lama ketimbang usia kita sendiri.

Saudaraku,
Jangan sia-siakan detik detik perpisahan ini. Rasakan benar-benar kehadiran kita di sini, di bulan ini. Lantunkan dzikir, tilawah Al Qur’an, munajat, permohonan ampun di sini. Buang kepenatan, hilangkan rasa lelah, dan paksalah diri ini. Hanya untuk hari-hari terakhir menjelang perpisahan dengan bulan penuh kemuliaan. Kejarlah segala yang terluput dari diri kita pada malam Lailatul Qadr. Sekarang, saudaraku. Jangan tunda lagi.

Dan, menangislah. Karena kita pun harus berpisah dengan bulan ini…
readmore »»  
Baca Selengkapnya..